Panduan Tips Pergi Liburan Ke Minangkabau
Minangkabau atau disingkat Minang merujuk pada entitas kultural dan geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, adat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, dan identitas agama Islam.
Secara geografis, Minangkabau ini meliputi daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia.
Dan Padang merupakan kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatera sekaligus ibu kota dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia.
Kota Padang merupakan sentra perekonomian dengan jumlah pendapatan per kapita tertinggi di Sumatera Barat Padang dikenal dengan legenda Malin Kundang dan Siti Nurbayanya, dan setiap tahunnya menyelenggarakan berbagai festival untuk menunjang sektor kepariwisataan. Di kalangan masyarakat Indonesia, nama kota ini umumnya diasosiasikan dengan etnis Minangkabau.
Daerah Minangkabau dikenal dengan makanan khasnya yang dikenal luas sebagai masakan Padang yang banyak ada di berbagai kota di Indonesia. Meskipun begitu, yang dinamakan sebagai “masakan Padang” sebenarnya dikenal sebagai masakan etnis Minangkabau secara umum.
Makanan Padang di antaranya Gulai, Rendang, Ayam Pop, Terung Balado, Gulai Itik Cabe Hijau, Nasi Kapau, Sate Padang dan Karupuak Sanjai. Restoran Padang banyak terdapat di seluruh kota besar di Indonesia.
Untuk pariwisata daerah Minangkabau memberikan tempat wisata yang indah dan banyak tempat wisata disana yang di kunjungi banyak orang baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebut saja Benteng Fort de Kock ,Danau Maninjau, Ngarai Sianok, Batu Angkek-angkek, Danau Maninjau, Puncak Lawan, Ambun Oagi, dan masih banyak lagi
Wilayah Utama Minangkabau
Kota Bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.Kota ini juga pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatera dan Provinsi Sumatera Tengah.
Bukittinggi pada zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya dijuluki sebagai Parijs van Sumatra. Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, di antaranya adalah Mohammad Hatta dan Assaat yang masing-masing merupakan proklamator dan pejabat presiden Republik Indonesia.
Selain sebagai kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Seremban di Negeri Sembilan, Malaysia.
Kabupaten Agam adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.Penamaan kabupaten ini dengan nama kabupaten Agam, didasari oleh Tambo, dimana sebelumnya beberapa nagari yang berada dalam kawasan kabupaten ini sekarang, dahulunya dikenal juga dengan nama Luhak Agam. Seperti pada umumnya wilayah di provinsi Sumatera Barat, kabupaten Agam memiliki bentang alam yang cukup indah
Padang Pariaman adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia dengan luas wilayah terkecil. Di Kabupaten Padang Pariaman banyak terdapat destinasi wisata yang bisa dikunjungi seperti wisata alam, wisata budaya dan wisata sejarah
Kota Payakumbuh dikenal memiliki makanan khas di antaranya botiah dan galamai, selain itu terdapat juga makanan khas lainnya seperti boreh rondang, kipang, rondang boluk, rondang tolua dan martabak tolua.
Pada nagari Tiakar dikenal makanan khasnya bernama paniaram yaitu kue dari beras ketan di campur gula enau. Beberapa kawasan wisata di kota ini antara lain Ngalau Indah, Ngalau Sompik, Puncak Simarajo, Panorama Ampangan dan sebagainya.
Selain itu pertunjukan Pacu Itik merupakan tradisi yang setiap tahunnya diselenggarakan pada nagari-nagari yang ada dalam kota ini juga menjadi salah satu atraksi pariwisata di kota ini.
Sejarah Minangkabau
Sejarah Minangkabau dilihat dari salah satu desa yang berada di kawasan Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa tersebut awalnya merupakan tanah lapang.
Namun karena adanya isu yang berkembang bahwa Kerajaan Pagaruyung akan di serang kerajaan Majapahit dari Provinsi Jawa maka terjadilah peristiwa adu kerbau atas usul kedua belah pihak. Kerbau tersebut mewakili peperangan kedua kerajaan.
Karena kerbau Minang berhasil memenangkan perkelahian maka muncul kata manang kabau yang selanjutnya di jadikan nama Nagari atau desa tersebut. Upaya penduduk setempat mengenang peristiwa bersejarah tersebut, penduduk Pagaruyung mendirikan sebuah rumah loteng (rangkiang) dimana atapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau.
Menurut sejarah, rumah tersebut didirikan di batas tempat bertemunya pasukan Majapahit yang di jamu dengan hormat oleh wanita cantik Pagaruyung. Situasi masyarakat saat itu umumnya hidup dengan cara berdagang, bertani sawah, hasil hutan dan mulai berkembang pertambangan emas.
Beberapa pernyataan timbul bahwa alat transportasi yang digunakan untuk menelusuri dataran tinggi Minangkabau adalah kerbau. Alasan menggunakan kerbau karena agama yang dipercaya pada waktu itu di ajarkan untuk menyayangi binatang gajah, kerbau, dan lembu. Karena ajaran tersebut mereka menggunakan kerbau sebagai masyarakat dengan adu kerbau.
Bukti arkeolog mengatakan bahwa daerah kawasan Minangkabau yaitu Lima puluh Koto merupakan daerah yang dihuni pertama kali oleh nenek moyang orang Minang. Di daerah tersebut mengalir sungai-sungai yang dijadikan sarana transportasi pada zaman dulu.
Nenek moyang orang Sumatera di perkirakan berlayar melalui rute ini dan sebagian diantaranya menetap dan mengembangkan peradabannya di sekitar Lima puluh Koto tersebut.
Terbukanya provinsi Sumatera Barat terhadap dunia luar menyebabkan kebudayaan yang semakin berkembang oleh bercampurnya para pendatang. Jumlah pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah menyebabkan persebaran penduduk ke berbagai lokasi Sumatera Barat. Sebagian menyebar ke selatan dan sebagian ke bagian barat Sumatera.
Jatuhnya kerajaan Pagaruyung dan terlibatnya negara Belanda di Perang Padri, menjadikan daerah pedalaman Minangkabau menjadi bagian dari Pax Nederlandica oleh pemerintah Hindia Belanda.
Kemudian daerah Minangkabau di bagi menjadi Residentie Padangsche Bovenlanden serta Benedenlanden. Pada zaman VOC, Hoofdcomptoir van Sumatra’s westkust merupakan sebutan untuk wilayah pesisir barat Sumatera. Hingga abad ke-18, Provinsi Sumatera Barat semakin terkena pengaruh politik dan ekonomi akhirnya kawasan ini mencakup daerah pantai barat Sumatera.
Kemudian mengikuti perkembangan administratif pemerintahan Belanda, kawasan ini masuk dalam Pemerintahan Sumatra’s Westkust dan di ekspansi lagi menggabungkan Singkil dan Tapanuli. Pada 1905, wilayah Singkil dialihkan ke Residen Aceh, dan Tapanuli dijadikan residen Tapanuli.
Memasuki tahun 1914, pemerintahan Sumatera’s Westkust statusnya diturunkan menjadi Residen Sumatera’s Westkust. Kemudian wilayah Mentawai di tambahkan di Samudera Hindia menjadi bagian dari Residen Sumatera. 21 tahun berikutnya tepatnya 1935 kawasan Kerinci dimasukkan juga ke bagian Residen Sumatera.
Setelah perpecahan pemerintahan Sumatra’s Ootkust, kedua wilayah yaitu Kuantan Singingi dan Rokan Hulu dimasukkan ke Residen Riouw, dan dengan waktu yang hampir sama dibentuk Residen Djambi.
Selanjutnya masa pendudukan Jepang di kawan ini, Residen Sumatera’s Westkust berganti nama dengan bahasa Jepang yaitu Sumatora Nishi Kaigan Shu.
Karena alasan strategi militer, wilayah Kampar akhirnya dikeluarkan dari Residen Sumatera’s Westkust atau Sumatora Nishi Kaigan Shu kemudian digabung ke wilayah Rhio Shu.
Sampai awal kemerdekaan negara Indonesia tahun 1945, daerah Sumatera Barat digabungkan dalam Provinsi Sumatera yang berdomisili di Bukittinggi.
Tahun 1949 Provinsi Sumatera mengalami perpecahan menjadi 3 kawasan, yakni provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sumatera Tengah yang mencakup Sumatera Barat, Jambi dan Riau.
Cara Pergi ke Minangkabau
Transportasi dari dan ke tanah Minangkabau dihubungkan oleh Bandar Udara Internasional Minangkabau dan Pelabuhan Teluk Bayur. Bandar Bandar udara ini terhubung dengan berbagai kota utama di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Batam, Bandung, serta Kuala Lumpur di Malaysia. Bandar Udara kebanggaan masyarakat Sumatera Barat ini berada di kabupaten Padang Pariaman, lebih kurang 20 km dari pusat kota Padang.
Selain Teluk Bayur, transportasi laut untuk jarak dekat berpusat di Pelabuhan Muara. Pelabuhan ini antara lain juga melayani transportasi menuju Kepulauan Mentawai dengan menggunakan kapal feri atau speed boat. Pelabuhan Muara juga menjadi tempat bersandar kapal-kapal pesiar (yacht) dan kapal-kapal nelayan.
Untuk transportasi antar kota, saat ini dilayani oleh bus-bus AKDP dan AKAP serta travel. Transportasi darat lainnya, kereta api masih digunakan untuk jalur dari Padang ke Sawahlunto, yang melalui Padang Panjang dan Solok. Pada jalur ini, kereta api hanya dipergunakan sebagai sarana pengangkutan batubara. Sedangkan dari Padang menuju Pariaman, saat ini masih digunakan untuk angkutan penumpang.
Transportasi di Minangkabau
Moda transportasi darat untuk angkutan umum dari dan ke Sumatra Barat biasanya berpusat di Terminal Regional Air Pacah, Padang. Terminal ini melayani kendaraan umum antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP). Distribusi jalur antar kota dalam provinsi dari Terminal Regional Air Pacah akan berakhir di wilayah tingkat II yaitu terminal angkutan umum tiap kotamadya atau kabupaten di Sumatra Barat.
Ada yang unik dengan angkutan umum atau Angkot yang ada di Padang, Sumatera Barat. Tidak seperti bus yangmempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota ini dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja. Angkot Padang memiliki ciri khas yakni sopir angkot yang didominasi anak muda dan memodifikasi angkotnya.
Uniknya modifikasi angkot di Kota Padang jarang dijumpai di kota-kota lain. Angkot-angkot yang bertebaran di jalanan Kota Padang sangat modis dan penuh modifikasi. Jalanan seperti ajang kontes modifikasi angkot. Banyak yang menggunakan body kit dari mobil lain, sehingga bodi angkot sudah sangat berubah dari aslinya.
Modifikasi interior dalam angkot juga tak kalah ekstrim. Para sopir angkot meletakkan sound system yang membahana dengan dukungan DVD dan LCD. Bahkan ada sopir yang memasang CCTV di dalam angkotnya untuk memantau penumpang di dalam angkot. CCTV yang dipasang pun kadang beralih fungsi menjadi kaca sipon.
Hotel di Minangkabau
- Hotel Grand Zuri Padang, Alamat: Jl. Thamrin, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
- Hotel Pangeran Beach, Alamat: Jalan Ir. Haji Juanda No 79, Provinsi Sumatera Barat
- Hotel Mercure Padang, Alamat: Jl. Purus IV, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
- Hotel ibis Padang, Alamat: No. 1A, Jl. Taman Siswa, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
- The Axana Hotel, Alamat: Jl. Bundo Kandung No. 14-16, Provinsi Sumatera Barat
- Grand Sari Hotel, Alamat: Jl. M.H. Thamrin No. 48, Alang Laweh, Padang Selatan, Provinsi Sumatera Barat
- HW Hotel Padang, Alamat: Jl. Hayam Wuruk No. 16, Provinsi Sumatera Barat
Iklim di Minangkabau
Iklim daerah Sumatera Barat termasuk tropis basah, dengan curah hujan yang beragam antara 3.000 – 7.929 milimeter setiap tahun. Suhu udara beragam antara 22° Celsius – 32° Celsius. Wilayah Sumatera Barat mempunyai beberapa kawasan yang rawan terhadap bencana, yaitu letusan gunung berapi, gerakan tanah dengan arah tegak atau miring, dan erosi.
Bahasa Daerah Minangkabau
Bahasa Minangkabau adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat (kecuali kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatera Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia
Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah yaitu Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman yang berbatasan dengan Sumatera Utara, dituturkan juga Bahasa Batak dialek Mandailing, yang biasanya digunakan suku Batak Mandailing. Sementara itu di daerah Mentawai yang berupa kepulauan dan terletak beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatra Barat, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Mentawai.
Tempat Wisata di Minangkabau
- Benteng Fort de Kock
- Danau Maninjau
- Ngarai Sianok
- Batu Angkek-angkek
- Danau Maninjau
- Puncak Lawan
- Ambun Oagi
- Istano Pagaruyung
- Istano Linduang Bulan
- Tabek Patah
- Lembah Anai
- Puncak Pato
- Tanjung Mutiara
- Pemandian Aie Angek Padang Gantiang.
- Danau Singkarak
- Danau Kembar Tiga
- Air panas Bukit Kili
- Perkebunan Teh
- Gunung Talang
- Gunuang Merah-Putih dengan Janjang Saribunyo
- Lembah Harau
- Rumah Godang Sungai Beringin
- Kelok Sambilan
- Menhir di Mahat
- Pantai Carocok
- Jembatan Akar
- Bayang Sani
- Mandeh Resort
- Tugu Equator Bonjol
- Aie Angek Rimbo Panti
- Malibo Anai
- Pantai Arta
- Lubuk Bonta
- Pantai Padang/Muaro
- Pasir Jambak
- Batu malin Kundang di Aie Manih
- Taman Nirwana
- Pantai Bungus
- Pemandian Lubuk Minturun
- Taman Hutan Raya Bung Hatta
- Jembatan Siti Nurbaya
- Lubuak Tampuruang
- Museum Adityawarman
- Kebun Binatang Kinantan
- Benteng Ford de kock
- Lobang Jepang
- Ngarai Sianok
- Taman Jam Gadang
- Ngalai Indah
- Pulau Belibis
- Perkampungan Minang Kabau
- Bukit Berbunga
- Museum Gudang Ransum
- Museum Kereta Api
- Bangunan-Bangunan Tua
- Pemandian Air Dingin
- Water Boom
- Panorama Alam Kayu Gadang
Mal di Minangkabau
- Basko Grand Mall; Jl. Prof. Dr. Hamka, Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
- Rocky Plaza Hotel Padang; Jl. Permindo No. 40, Padang, Sumatera Barat
- Sentral Pasar Raya Plaza; Jalan Mohammad Yamin, Padang, Sumatera Barat
Museum di Minangkabau
1. Museum Adityawarman; Jl. Diponegoro no. 10 Padang,
Museum Adityawarman adalah museum budaya provinsi Sumatera Barat yang terletak di Kota Padang. Museum yang diresmikan pada 16 Maret 1977 ini mengambil nama besar salah seorang raja Malayapura pada abad ke-14, Adityawarman yang sezaman dengan Kerajaan Majapahit. Museum ini memiliki julukan Taman Mini ala Sumatera Barat. Koleksi utama yang terdapat di Museum Adityawarman dikelompokkan ke dalam sepuluh macam jenis koleksi, meliputi geologika/geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknalogika. Koleksi lain yang dimiliki oleh museum ini adalah benda purbakala peninggalan Kerajaan Dharmasraya, yaitu berupa duplikat patung Bhairawa dan patung Amoghapasa
2. Museum Kereta Api Sawahlunto: di kelurahan Pasar, kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto
Awalnya museum ini adalah Stasiun Sawahlunto kemudian diubah fungsinya menjadi museum, dan diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla pada tanggal 17 Desember 2005, Museum ini memiliki koleksi berjumlah 106 buah yang terdiri dari gerbong (5 buah), lokomotif uap (1 buah), jam (2 buah), alat-alat sinyal atau komunikasi (34 buah), foto dokumentasi (34 buah), miniatur lokomotif (9 buah), brankas (3 buah), dongkrak rel (5 buah), label pabrik (3 buah), timbangan (3 buah), lonceng penjaga (1 buah), dan baterai lokomotif (2 buah).
3. Museum Gudang Ransoem: Jl. Abdul Rahman Hakim, Air Dingin, Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat,
Museum Gudang Ransum menempati sebuah kompleks bangunan bekas dapur umum para pekerja tambang batu bara dan pasien RSU Sawahlunto yang ketika itu berjumlah ribuan. Gedung Museum Gudang Ransum sendiri dibangun pada 1918 sewaktu penjajahan Belanda. Dapur umum ini dilengkapi dua buah gudang besar dan steam generator (tungku pembakaran) untuk memasak 3.900 kg beras setiap hari bagi para pekerja tambang batu bara
4. Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka
Sesuai dengan namanya, museum ini mengkhususkan diri pada koleksi benda-benda peninggalan Buya Hamka, yang bangunannya merupakan rumah yang ditempati Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang. Terdapat berbagai koleksi benda peninggalan Hamka di dalam museum. Ratusan buku, majalah, dan arsip-arsip tentang Hamka tersimpan di dalam lemari kaca, sementara puluhan foto terpajang di dinding-dinding hampir setiap sudut ruangan.
5. Museum Tri Daya Eka Dharma; Jl Panorama No. 24, kelurahan Kayo Kubu, Kec. Guguk Panjang, Bukittinggi
Museum ini diresmikan oleh Mohammad Hatta, pada tanggal 16 Agustus 1973. Berbagai benda-benda bersejarah terdapat di Museum ini, diantaranya senapan laras panjang, senapan laras pendek, meriam, amunisi, granat, perlengkapan perang, pemancar radio, alat penerima sinyal, telepon dan juga pakaian para tentara Indonesia dan tentara asing. Bukan hanya itu dokumentasi saat berperang adapula seperti foto kepemimpinan para jendral, lokasi penyekapan para pahlawan revolusi, serta foto para presiden Indonesia dari tahun 1945-2004.
Hiburan Malam di Minangkabau
- Charly VHT Family Karaoke; Jl. Nipah No.22, Kota Padang
- Juliet Pub n’ Karaoke; Jl. Niaga, Provinsi Sumatera Bar.
- Inul Vista; Jl. Pemuda No. 1 Ex Terminal Lintas Andalas, Padang
- Tee Box; Jl. Diponegoro No.25 (Jl. Hayam Wuruk), Padang, Sumatera Barat
Rekomendasi Tempat Makan di Minangkabau
- Es Durian Ganti Nan Lamo, Alamat: Jl. Pulau Karam No.103B, Padang Bar., Kota Padang, Provinsi Sumatera Bar.
- Restoran Kubang Hayuda, Alamat: JL. Prof. M. Yamin SH 138 B, Belakang Tangsi, Padang Barat, Provinsi Sumatera Bar.
- Sederhana Restoran Padang, Alamat: JL HR Rasuna Said, No. 81-A
- RM Pak Datuk, Alamat: Jl. Sutan Syahrir, Padang Panjang
- Sate Mak Syukur, Alamat: Jl. Sutan Syahrir No. 250, Silaing Bawah, Padang Panjang
- Restoran Dewi Permata Sari, Alamat: Jl. Lintas Sumatera, Kacang, Solok, Danau Singkarak
- Warung Kopi Nipah, Alamat: Jl. Nipah No. 1 D
- RM Lamun Ombak, Alamat: l. Khatib Sulaiman No. 99, Padang
- Restoran Lubuk Idai, Alamat: Jalan Khatib Sulaiman No.81, Provinsi Sumatera Bar.
- Restoran K Kubang Hayuda, Alamat: JL. Prof. M. Yamin SH 138 B, Belakang Tangsi, Padang Barat, Provinsi Sumatera Bar.
Tips Wisata ke Minangkabau
- Tanah Minang memiliki banyak pesona dan objek wisata dan seperti tidak ada habisnya jika berwisata ke sana. Namun dari banyaknya tempat wisata, akankah semuanya akan Anda kunjungi? Tentu jawabannya relatif, tergantung dari waktu dan anggaran wisata yang Anda miliki. Ada baiknya jika ingin berwisata ke wilayah Minangkabau tentukan anggaran wisata dan survei terlebih dahulu mulai dari moda transportasi, tempat menginap atau hotel, sampai objek wisata.
- Untuk moda transportasinya, jika Anda berada di luar Sumatera menggunakan pesawat tebang merupakan pilihan terbaik. Banyak terdapat maskapai penerbangan yang melayani rute ke tanah Minang. Tetapi patut diperhatikan mengenai waktu pembelian, sebaiknya hindari waktu liburan dan lakukan pemesanan jauh-jauh hari. Kemudian untuk tempat bermalam baik itu hotel atau tempat penginapan, sesuaikan dengan anggaran dan selera yang Anda miliki, apakah akan mengingap di hotel berbintang atau di hotel tak berbintang. Setelah mendapatkan tempat bermalam, untuk akomadasi Anda berkeliling dapat menyewa kendaraan dan tour guide sebagai pemandu wisata.
- Mengenai objek wisata, mengingat daerah Minangkabau ini sangat luas begitu pula dengan objek wisatanya. Sebaiknya, sebelum berangkat berwisata tentukanlah terlebih dahulu objek wisata mana yang Anda akan kunjungi. Pertimbangkan mengenai lokasi tempat wisata dengan tempat Anda menginap dan mulailah memilih dengan objek wisata terdekat dengan tempat Anda bermalam lalu objek wisata yang terjauh. Kemudian pilah mana yang objek wisata yang menurut Anda khas yang keunikannya tidak ada di tempat lainnya.
Perlu Kamu Tahu
- Rumah Sakit Yos Sudarso; Jl. Situjuh No.1, Provinsi Sumatera Barat
- RSU Madina; Jl. Qum Hamzah No.17, Kota Padang, Sumatera Barat
- RS. Stroke Nasional Bukittinggi: JL. Jend Sudirman, Provinsi Sumatera Barat
- Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo: Jl. Dr Wahidin, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat