PERGIMULU.COM

Mau Pergi Liburan Kemana? Cari info di pergimulu.com saja!

Pura Tirta Empul Tampak Siring Bali

Blog

Lokasi dan Deskripsi Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul terletak di Jalan Tirta, Manukaya, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552. Pura ini memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi dan terdiri dari beberapa bangunan suci yang saling terhubung. Salah satu bangunan yang paling terkenal di pura ini adalah kolam suci yang memiliki 30 pancuran.

Kolam suci ini terletak di Madya Mandala, yang merupakan bagian tengah dari pura. Kolam ini memiliki bentuk persegi panjang dan dilengkapi dengan pancuran-pancuran yang menghadap ke arah selatan. Air yang mengalir dari pancuran ini berasal dari mata air suci yang keluar dari dalam tanah. Airnya sangat dingin dan segar, sehingga dianggap memiliki kekuatan suci.

Pada kolam suci ini, para pengunjung dapat melakukan pelukatan atau mandi suci. Pelukatan merupakan ritual pembersihan diri yang dilakukan oleh umat Hindu untuk menyucikan tubuh dan jiwa. Para pengunjung dapat mengambil air dari pancuran dan menggunakan air tersebut untuk membersihkan diri secara fisik maupun spiritual.

Tidak hanya itu, di sekitar kolam suci juga terdapat beberapa patung dan arca yang menjadi bagian dari pura ini. Arca-arca ini mewakili berbagai dewa dan dewi dalam agama Hindu. Setiap patung memiliki makna dan simbolik tersendiri, sehingga pura ini menjadi tempat yang kaya akan nilai religi dan budaya.

Sejarah dan Asal Usul Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul memiliki cerita sejarah yang sangat menarik dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi para pengunjung. Menurut cerita yang berkembang, pura ini memiliki hubungan erat dengan kisah Raja Mayadanawa.

BACA JUGA :  Potret Indahnya Wisata Pantai Cicalobak Garut, Cocok Buat Kamu Yang Sedang Mencari Ketenangan

Raja Mayadanawa merupakan seorang raja yang sangat kuat dan memiliki kekuatan supernatural. Ia memerintah dengan tangan besi dan melarang rakyatnya untuk menyembah Tuhan. Raja Mayadanawa merasa bahwa dirinya adalah yang terkuat dan tidak ada yang lebih kuat daripadanya.

Akibat larangan ini, rakyat Bali menjadi sangat sengsara. Tanaman mereka tidak pernah panen dan wabah penyakit pun menyerang dengan cepat. Untuk mengatasi masalah ini, Mpu Kul Putih melakukan semedi di Pura Besakih dan mendapatkan wahyu untuk mengalahkan Raja Mayadanawa.

Bhatara Indra, dewa yang datang dari surga, mengutus Bagawan Naradha untuk menyusup ke kerajaan Raja Mayadanawa. Bagawan Naradha menjadi mata-mata di dalam kerajaan dan memberikan informasi kepada Bhatara Indra tentang rencana Raja Mayadanawa.

Dalam pertempuran antara Bhatara Indra dan Raja Mayadanawa, Raja Mayadanawa mencoba menggunakan trik licik dengan meracuni mata air di sekitar tempat peristirahatan pasukan Bhatara Indra. Namun, rencananya terbongkar dan Raja Mayadanawa akhirnya tewas dalam pertempuran tersebut.

Kematian Raja Mayadanawa membawa kebahagiaan bagi rakyat Bali, dan mereka merayakan hari raya Galungan untuk memperingati kemenangan Dharma (kebenaran) atas Adharma (kejahatan). Pura Tirta Empul menjadi tempat yang dianggap suci untuk melakukan pelukatan dan upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali.

Upacara Pelukatan dan Piodalan di Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul merupakan tempat yang sangat penting bagi umat Hindu di Bali untuk melakukan pelukatan atau mandi suci. Pelukatan dilakukan sebagai bentuk pembersihan diri dan penyucian jiwa. Para pengunjung dapat mengambil air dari pancuran-pancuran di kolam suci dan menggunakan air tersebut untuk membersihkan diri.

Selain pelukatan, di Pura Tirta Empul juga sering diadakan upacara Piodalan. Upacara Piodalan merupakan upacara keagamaan yang dilakukan setiap bulan purnama. Pada saat ini, pura akan dipenuhi oleh umat Hindu yang datang untuk bersembahyang dan berdoa.

BACA JUGA :  10 Tempat Makan Sop Konro Enak dan Nyaman Dikantong

Upacara Piodalan ini diadakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada dewa dan dewi yang dipuja di pura ini. Selama upacara, para pendeta dan umat Hindu mengenakan pakaian adat dan membawa persembahan kepada dewa.

Selain upacara pelukatan dan piodalan, Pura Tirta Empul juga terkenal dengan tradisi melukat atau mandi suci massal yang dilakukan setiap tahun. Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu yang dianggap suci. Ribuan umat Hindu akan datang ke pura ini untuk mengikuti tradisi melukat dan menyucikan diri.

Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional

Untuk mengunjungi Pura Tirta Empul, para pengunjung akan dikenakan biaya tiket masuk. Harga tiket masuk untuk dewasa adalah Rp. 30.000 per orang, sedangkan untuk anak-anak adalah Rp. 25.000 per orang. Selain itu, pengunjung juga akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp. 2.000 untuk motor dan Rp. 5.000 untuk mobil.

Pura Tirta Empul buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. Para pengunjung dapat mengunjungi pura ini selama jam operasional tersebut dan mengambil foto atau gambar dengan bebas tanpa biaya tambahan.

Rute Menuju Pura Tirta Empul

Untuk menuju ke Pura Tirta Empul, terdapat beberapa rute yang dapat ditempuh. Jika berangkat dari pusat kota Denpasar, para pengunjung dapat melewati jalur Jalan Hasanudin dan Jalan Patimura. Kemudian, ambil jalur By Pass Ngurah Rai dan teruskan perjalanan hingga melewati Bali Orchid Garden. Setelah itu, ambil jalur ke arah Jalan Pantai Saba dan teruskan perjalanan hingga bertemu dengan perempatan Puri Agung Saba Palace. Ambil jalur ke kanan dan teruskan perjalanan hingga bertemu dengan Jalan Tirta. Dari sini, Pura Tirta Empul sudah terlihat.

Jika berangkat dari Pelabuhan Gilimanuk, para pengunjung dapat menyusuri jalur selatan Bali. Melewati daerah Belimbingsari dan Jembrana, kemudian menuju ke arah Tabanan. Perjalanan akan melalui Ubud, Mandala Wisata Wenara Wana, dan Goa Gajah. Dari Goa Gajah, ambil jalur ke arah Jalan Raya Pejang Tampaksiring dan teruskan perjalanan hingga bertemu dengan Jalan Tirta. Dari sini, pura sudah terlihat.

BACA JUGA :  10 Daftar Pilihan Tempat Karaoke Paling Recommended di Daerah Surabaya, Dengan Fasilitas Terbaik

Sarana transportasi umum di sekitar Pura Tirta Empul masih terbatas, sehingga sebaiknya para pengunjung menggunakan taksi atau kendaraan pribadi untuk menuju ke pura ini. Jika ingin berlibur dalam waktu yang lama di Bali, menyewa kendaraan pribadi seperti mobil atau motor juga bisa menjadi pilihan.

Keunikan Pura Tirta Empul dan Daya Tariknya

Pura Tirta Empul memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri yang membuatnya menjadi tempat wisata yang populer di Bali. Keunikan pertama adalah adanya kolam suci dengan pancuran-pancuran yang digunakan untuk mandi suci. Kolam ini dipercaya memiliki kekuatan suci dan dapat membersihkan tubuh dan jiwa.

Selain itu, pura ini juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Kisah Raja Mayadanawa dan pertempurannya dengan Bhatara Indra menjadi legenda yang diabadikan dalam pura ini. Para pengunjung dapat belajar tentang sejarah dan budaya Bali melalui cerita dan arca-arca yang ada di pura ini.

Pura Tirta Empul juga memiliki hubungan dengan Istana Kepresidenan Indonesia. Istana Tampaksiring yang pernah dibangun oleh Presiden Soekarno menjadi bagian dari kompleks pura ini. Istana ini digunakan sebagai tempat peristirahatan Presiden ketika berada di Bali. Pengunjung dapat melihat bangunan istana yang menjadi saksi sejarah perjalanan Indonesia.

Selain itu, pura ini juga menjadi tempat untuk melukat dan mengikuti upacara keagamaan. Tradisi melukat massal yang dilakukan setiap tahun menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Para pengunjung dapat berpartisipasi dalam tradisi ini dan merasakan pengalaman spiritual yang unik.

Dengan keindahan alam dan keunikan budayanya, Pura Tirta Empul merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berlibur di Bali. Pura ini tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dan pemandangan, tetapi juga memberikan pengalaman spiritual dan budaya yang berharga.


Raka Andhika

Raka adalah seorang penulis blog perjalanan yang bersemangat dan kreatif. Raka memiliki kecakapan dalam menulis narasi perjalanan yang menarik dan informatif. Sejak usia muda, Raka sudah memiliki kegemaran menjelajahi tempat-tempat baru dan berinteraksi dengan berbagai budaya, yang kemudian mendorongnya untuk membagikan pengalaman tersebut melalui tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *