Panduan Tips Pergi Liburan Ke Ende
Kota Ende adalah ibukota Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pesisir selatan Pulau Flores. Ende merupakan kota terbesar di Flores dengan populasi 60.000 jiwa.
Masyarakat di Kabupaten Ende masih memegang kuat kebudayaan-kebudayaan daerah, seperti upacara meminang, perkawinan, kematian, membuka ladang, panen hasil tanaman pertanian.
Namun, di kotanya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut sedikit terpengaruh dengan budaya-budaya luar karena terjadi infiltrasi kebudayaan yang mempengaruhi berbagai kemajuan termasuk mudah dan cepat dalam mengakses informasi, baik melalui media cetak maupun media elektronik, serta perkembangan transportasi yang memudahkan perpindahan penduduk dari dan ke Kabupaten Ende.
Hal ini dapat terlihat semakin banyaknya penduduk yang berasal dari luar kabupaten, misalnya Ngada, Sikka, Manggarai, Flores Timur, Lembata, Sumba, Timor, Jawa, Padang, Makasar, Ambon, Toraja yang juga turut mempengaruhi dinamika kehidupan sosial masyarakat di Kabupaten Ende.
Produksi tanaman pertanian juga semakindikembangkan dengan menyusun per wilayah komoditas yang didasarkan atas potensi sumber daya yang tersedia, sehingga tercipta suatu keunggulan komparatif.
Panduan Tips Pergi Liburan Ke Ende
Pembangunan tanaman pangan pokok seperti padi, jagung, ubi kayu, sorghum dan peningkatan nilai tambah pada sub sektor tanaman bahan makan dipengaruhi oleh peningkatan produksi dan kenaikan harga semua jenis tanaman.
Pada sub sektor tersebut jenis tanaman yang dimaksud adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sorghum dan jenis kacang-kacangan lain, serta tanaman holtikultura yang terdiri dari tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan.
Wilayah Utama Ende
Secara administratif, Ende terbagi atas 20 kecamatan, diantaranya :
- Nangapanda
- Pulau Ende
- Ende
- Maukaro
- Ende Selatan
- Ndona
- Ndona Timur
- Wolowaru
- Wolojita
- Lio Timur
- Kelimutu
- Maurole
- Kotabaru
- Detukeli
- Detusoko
- Wewaria
- Ndori
- Ende Timur
- Ende Tengah
- Ende Utara
Sejarah Ende
Ende adalah tempat dari sebuah kerajaan. Penduduk daerah ini disebut sebagai orang Lio-Ende. Selama beberapa dekade, Ende menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan aktivitas politik. Perebutan wilayah oleh Majapahit di kawasan timur Nusantara, yakni Sumenep dan Bali, untuk mengalahkan Domp.
Setelah Belanda resmi berkuasa di Pulau Flores dan membentuk Onderafdelling Ende pada 1 April 1915, selanjutnya Belanda mengatur administrasi pemerintahan di wilayah Ende. Usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil menjadi beberapa kerajaan besar yang dipimpin seorang raja berpengaruh berdasarkan korte verklaring dari ratu Belanda. Raja tersebut memerintah kerajaannya sesuai adat istiadat tetapi diawasi oleh seorang pegawai Belanda yaitu controleur.
Cara Pergi ke Ende
Ada beberapa cara untuk pergi ke Ende, mulai dengan cara tercepat yaitu naik pesawat terbang, hingga lewat jalur darat yang dikombinasikan dengan naik kapal laut.
Pesawat
Ende dapat diakses melalui jalur udara dengan mendarat di Bandara Haji Hasan Aroeboesman. Bandara ini dapat dilabuh pesawat Fokker 28 dengan panjang landasan pacu 1.800 meter dan dua buah run way. Maskapai yang beroperasi ke bandara ini adalah Merpati Nusantara Airline, Wings Air dan Aviastar dengan rute dari dan ke Denpasar atau Labuan Bajo pada jadwal tertentu.
Kapal
Letak Kabupaten Ende yang strategis dan berhubungan langsung dengan dua perairan laut utara dan selatan sangat mendukung pengembangan perdagangan. Oleh karena itu, tersedia pelabuhan yang menunjang kegiatan bisnis dan perekonomian, diantaranya Pelabuhan Barang dan Penumpang, Pelabuhan Pertamina dan Pelabuhan Ikan.
Tak hanya itu, Dermaga Ende juga terdapat pelabuhan khusus penyeberangan Ferry Nangkeo yang dibangun pada tahun 2004. Letaknya di Nangkeo, Kecamatan Nangapanda. Kapal Ferry Ile Mandiri menyinggahi pelabuhan ini setiap Senin dan Sabtu dengan rute Ende-Kupang dan Ende-Sabu.
Transportasi di Ende
Untuk transportasi darat, tersedia angkutan kota dan pedesaan dengan berbagai trayek, sedangkan angkutan kota dalam provinsi melayani berbagai daerah di Kabupaten Ende.
Hotel di Ende
- Hotel Dwi Putra
- Hotel Makmur
- Hotel Rinjani
- Hotel Nurjaya
- Hotel Liana
- Hotel Safari
- Hotel Merpati
- Hotel Flores
- Hotel Sinar Harapan
- Hotel Flores Sare
- Hotel Solavide
- Hotel Mentari
- Hotel Anggrek
- Hotel Melati
- Hotel Cendana
- Hotel Rahmat
- Hotel H. Mansyur
- Bungalow Sao Ria Wisata
- Hotel Ikhlas
Iklim di Ende
Iklimnya adalah tropis dengan musim dingin dan musim panas memiliki lebih banyak curah hujan. Suhu udara rata-rata adalah 26,1 0C.
Bahasa Daerah di Ende
Warga Ende menggunakan bahasa Ende dengan dialek Ende, Nga’o dan Li’o yang masuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Tempat Wisata di Ende
- Danau Kelimutu
- Situs Bung Karno
- Tempat Perenungan Pancasila
- Air Terjun Kadebodu
- Kebun Contoh Detu Bapa
- Air Panas Ae Detusoko
- Gua Maria
- Kampung Adat Wologai
- Mumi Kaki More Wolondopo
- Air Panas Liasembe
- Air Terjun Murundao
- Kampong Tradisional Ngela
- Taman Wisata 17 Riung Ngada
- Wisata Batu Cermin Pulau Flores
- Wisata Gunung Inie Rie
Mal di Ende
- Barata Departement Store
- Mall AroeBoesman
Museum di Ende
- Museum Bahari Ende
- Museum Tenun Ikat Ende
Hiburan Malam di Ende
- Star One Pub & Karaoke Nanganesa Ende
Rekomendasi Tempat Makan Kuliner di Ende
- Taman Laut 17 Pulau Riung
- RM Sari Rasa
- RM Khalilah
- Restoran Nano-Nano
- RM Sari Alam Padang
- Warung Sate Bangkalan
- Pisang Baranga di Pasar Potulando dan Pasar Senggol
Tips Wisata di Ende
Waktu terbaik mengunjungi Danau Kelimutu adalah pagi di Juli dan Agustus. Pada bulan tersebut diadakan acara adat “Pati Ka Du’A Bapu Ata Mata” atau upacara Patika. Jika berada di waktu yang tepat, Anda dapat menikmati pesona flora dan fauna yang menakjubkan.