PERGIMULU.COM

Mau Pergi Liburan Kemana? Cari info di pergimulu.com saja!

Inilah 10 Potret Khas Candi Bubrah di Klaten yang Gak Ada Duanya

Blog

Candi Bubrah: Peninggalan Budha di Tengah Taman Wisata Prambanan

Candi Bubrah merupakan salah satu candi bercorak Budha yang terletak di kawasan Taman Wisata Prambanan, tepatnya di antara Candi Sewu dan Percandian Rara Jonggrang. Candi ini memiliki ukuran 12 m x 12 m dan terbuat dari jenis batu andesit. Sayangnya, kondisi candi saat ditemukan sudah dalam keadaan rusak. Meskipun begitu, candi ini tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Sejarah Candi Bubrah

Candi Bubrah diperkirakan dibangun pada abad ke-9, pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan peninggalan dari kerajaan Kalingga. Istilah “bubrah” pada nama candi ini memiliki pengertian “rusak” dalam bahasa Jawa. Hal ini menggambarkan kondisi candi yang memang sudah dalam keadaan rusak sejak ditemukan.

Pada saat ditemukan, terdapat beberapa arca Budha di dalam candi, meskipun tidak utuh lagi. Pemugaran candi dilakukan pada tahun 2016 dan selesai satu tahun berikutnya. Pemugaran ini bertujuan untuk merekonstruksi bangunan candi agar dapat dipertahankan dan tetap menjadi saksi sejarah bagi generasi mendatang.

Keunikan Candi Bubrah

Candi Bubrah memiliki beberapa keunikan yang membuatnya berbeda dari candi Budha lainnya. Pertama, diyakini bahwa candi ini memiliki masa pendirian yang sama dengan Candi Sewu dan Candi Lumbung. Ketiga candi ini memiliki kesatuan mandala bercorak Budha. Prasasti Manjusrigrha yang berangka tahun 714 Saka atau 792 Masehi juga menyebutkan peresmian tempat pemujaan Manjusri sebagai dewa pelindung kerajaan dan dinasti Syailendra.

BACA JUGA :  Keindahan Alam yang Memikat di Waduk Wadaslintang Jawa Tengah

Rakai Panangkaran, tokoh penting pada masa Mataram Kuno, merupakan pemimpin dinasti Syailendra yang membangun candi ini. Dulunya, Rakai Panangkaran beragama Hindu, namun kemudian ia memutuskan untuk berpindah agama menjadi Budha. Sejak saat itulah, ia menjadi seorang Budhist yang taat.

Selain Candi Bubrah, Rakai Panangkaran juga membangun Candi Sewu, Candi Sari, dan Candi Kalasan yang digunakan sebagai persembahan untuk Dewi Tara. Sayangnya, ketika semua bangunan tersebut berdiri kokoh dan paripurna, Rakai Panangkaran sudah wafat. Peresmian candi dilakukan oleh Rakai Panaraban sebagai pengganti Rakai Panangkaran.

Bangunan candi Bubrah memiliki susunan yang ramping dan tinggi dengan atap stupa sebagai simbol Gunung Meru. Terdapat relung-relung yang berisi arca Dhyani Budha pada bagian luar tubuh candi. Setelah melihat arca-arca tersebut, Anda akan menemukan perbedaan pada posisi duduk dan tangan dari setiap arca.

Motif hiasan yang ada pada Candi Bubrah juga menjadi daya tarik tersendiri. Hiasan taman teratai pada lapik bawah padmasina menjadi salah satu ciri khas candi ini. Selain itu, terdapat motif hias yang mengisi bagian lain candi, seperti pada pagar langkan, atap, tubuh, dan kaki. Salah satu motif hias yang menjadi ciri candi Bubrah adalah hiasan ceplok bunga di pagar langkan sisi luar.

Filosofi dan Keunikan Simbolik Candi Bubrah

Candi Bubrah memiliki keunikan simbolik yang tidak dimiliki oleh candi Budha lainnya. Keunikan ini terlihat dalam konsep mandala yang terdapat dalam candi. Konsep mandala dalam ajaran Hindu dikenal dengan Lingga dan Yoni sebagai lambang maskulinitas dan feminimitas.

Konsep Garbhadhatu diwakili oleh altar dan relung untuk Tri Ratna, yang merupakan penggambaran teratai dengan 16 Buddhistisattwa utama. Sedangkan konsep Vajradhatu diwakili oleh kehadiran arca Dhyani Budha dari empat arah mata angin. Kedua konsep ini bersatu dalam satu bangunan, menciptakan berbagai interpretasi.

BACA JUGA :  10 Oleh-Oleh Khas Dari Sragen Yang Favorit dan Populer di Kalangan Turis

Salah satu interpretasi yang diyakini adalah perwujudan Yab Yum, dewa dan dewi sebagai asal muasal semua kehidupan di dunia. Yab Yum terdiri dari dua istilah dalam bahasa Tibet, yakni Yab yang berarti ayah yang agung, dan Yum yang berarti ibu yang agung. Sebagai satu kesatuan mandala Budha, candi ini mencerminkan tahap ritual keagamaan pada masa kuno.

Kegiatan di Candi Bubrah

Ketika berkunjung ke Candi Bubrah, Anda dapat melihat berbagai relung, arca, dan relief yang terdapat di dalam candi. Ukiran yang menarik dan mengandung cerita pada masa lalu akan membuat Anda terkagum-kagum. Selain itu, Anda juga bisa menikmati suasana masa lampau khas Kerajaan Mataram Kuno dengan semilir angin sejuk yang menyapa.

Pastikan Anda mengabadikan momen indah di Candi Bubrah dengan mengambil foto-foto yang menakjubkan. Keindahan pemandangan di sekitar candi akan menjadi latar yang sempurna untuk menghasilkan foto-foto yang memukau. Setelah puas menjelajahi Candi Bubrah, Anda juga dapat mengunjungi bangunan bersejarah lainnya di sekitar Karangnongko.

Mengunjungi Candi Bubrah adalah cara yang tepat untuk menghabiskan liburan sambil mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai kehidupan zaman dulu. Anda dapat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana keindahan dan keunikan candi ini mencerminkan kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Candi Bubrah saat berada di kawasan Taman Wisata Prambanan.


Raka Andhika

Raka adalah seorang penulis blog perjalanan yang bersemangat dan kreatif. Raka memiliki kecakapan dalam menulis narasi perjalanan yang menarik dan informatif. Sejak usia muda, Raka sudah memiliki kegemaran menjelajahi tempat-tempat baru dan berinteraksi dengan berbagai budaya, yang kemudian mendorongnya untuk membagikan pengalaman tersebut melalui tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *