Panduan Tips Pergi Liburan Ke Biak
Biak adalah pulau kecil yang terletak di Teluk Cendrawasih sebelah utara pesisir Papua. Biak adalah pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil, serta memiliki banyak atol dan terumbu karang.
Oleh karena itu, Biak dijuluki “Kota Karang Panas”. Struktur geologi bebatuan karang tersebut memudahkan pemerintah setempat untuk membangun jalan, hanya meratakan bebatuan karang kemudian langsung diaspal. Tidak heran jalan-jalan di Biak beraspal hitam meski belum semua daerah beraspal.
Meskipun baru mulai dikembangkan, Kabupaten Biak Numfor secara alami sudah memiliki daya tarik wisata sendiri. Keindahan terumbu karang, wisata sejarah, gugusan kepulauan yang menghadirkan decak kagum, hingga wisata alam yang menarik. Ada hal menarik mengenai kata “Biak”, warga kota memberikan kepanjangan pada namanya dengan “Bila Ingat Akan Kembali”.
Rasanya kepanjangan tersebut ada benarnya juga sebab hampir semua tempat di Kota Biak, Kabupaten Biak Numfor ini memberikan kenangan yang tak terlupakan pada wisatawan. Menurut warga Biak, keindahan laut Biak tak kalah dengan Raja Ampat.
Buktinya di tahun 1990-an, pariwisata Biak lebih dahulu terkenal dari Raja Ampat. Bahkan, bagi penggemar wisata bawah laut, kota ini menjadi salah satu referensi tempat menyelam. Gugusan kepulauan Padaido merupakan salah satu lokasi dengan puluhan titik penyelaman yang menawarkan keindahan terumbu karang beserta spesies ikan yang beragam.
Dahulu, Pulau Biak termasuk wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore yang membaginya menjadi sembilan distrik (uli siwa). Pada Perang Dunia II, lapangan terbang strategis milik Pasukan Imperial Jepang berada di sana sebagai pangkalan komando pada Perang Pasifik.
Tentara Amerika Serikat dan kemudian menguasai pulau itu. Pada 29 Mei 1944, pertempuran antar-tank terjadi di kota ini. Biak menjadi milik Indonesia dari genggaman Belanda, bersama dengan Irian Jaya (Papua) pada tahun 1960-an.
Posisi Pulau Biak yang strategis diminati oleh Rusia untuk menjadikannya sebagai tempat peluncuran satelit. Rencana ini sempat mencuat harapan akan masuknya investor dari Rusia ke Biak tetapi disayangkan sampai saat ini rencana tersebut ditunda karena hal-hal yang belum jelas.
Panduan Tips Pergi Liburan Ke Biak
Wilayah Utama Biak
Secara administratif, Pulau Biak terbagi atas dua kabupaten, diantaranya :
- Kabupaten Supiori
- Kabupaten Biak-Numfor
Sejarah Biak
Pada Pemerintahan Belanda di daerah Papua hingga awal tahun 1960-an, nama yang dipakai untuk kepulauan ini adalah Schouten Eilanden, menurut nama orang Eropa pertama berkebangsaan Belanda yang mengunjungi daerah ini pada awal abad ke 17.
Nama-nama lain yang sering dijumpai adalah Numfor atau Wiak. Fonem w pada kata wiak sebenarnya berasal dari fonem v yang kemudian berubah menjadi b sehingga muncul lah kata biak seperti yang digunakan sekarang.
Dua nama terakhir itulah kemudian digabungkan menjadi satu nama yaitu Biak-Numfor, dengan tanda garis mendatar di antara dua kata itu sebagai tanda penghubung antara dua kata tersebut, yang dipakai secara resmi untuk menamakan daerah dan penduduk yang mendiami pulau-pulau yang terletak di sebelah utara Teluk Cenderawasih itu.
Tentang asal usul nama serta arti kata tersebut ada beberapa pendapat. Nama Biak yang berasal dari kata v`iak itu yang pada mulanya merupakan suatu kata yang dipakai untuk menamakan penduduk yang bertempat tinggal di daerah pedalaman pulau-pulau tersebut.
Kata tersebut mengandung pengertian orang-orang yang tinggal di dalam hutan, orang-orang yang tidak pandai kelautan, seperti misalnya tidak bisa menangkap ikan di laut, tidak pandai berlayar di laut dan menyeberangi lautan yang luas.
Nama tersebut diberikan oleh penduduk pesisir pulau-pulau itu yang memang mempunyai kemahiran tinggi dalam hal-hal kelautan. Sungguhpun nama tersebut pada mulanya mengandung pengertian menghina golongan penduduk tertentu, nama itulah kemudian diterima dan dipakai sebagai nama resmi untuk penduduk dan daerah tersebut.
Pendapat lain menceritakan bahwa nama itu berasal dari warga klen Burdam yang meninggalkan Pulau Biak akibat pertengkaran mereka dengan warga klen Mandowen.
Menurut mite, warga klen Burdam memutuskan berangkat meninggalkan Pulau Warmambo (nama asli Pulau Biak) untuk menetap di suatu tempat yang letaknya jauh sehingga Pulau Warmambo hilang dari pandangan mata.
Demikian mereka berangkat, tetapi setiap kali mereka menoleh ke belakang mereka melihat Pulau Warmambo nampak di atas permukaan laut. Keadaan ini menyebabkan mereka berkata, v`iak wer, atau v`iak, artinya ia muncul lagi.
Kata v`iak inilah yang kemudian dipakai oleh mereka yang pergi untuk menamakan Pulau Warmambo dan hingga sekarang nama itulah yang tetap dipakai.
Cara Pergi ke Biak
Pergi ke Biak Naik Pesawat
Transportasi terbaik untuk mencapai Biak adalah pesawat karena efisiensi waktu. Maskapai yang melayani rute dari Jakarta menuju Bandara Manuel Kasiepo, Biak adalah Garuda Indonesia setiap hari dengan lama perjalanan delapan jam.
Maskapai lain yang beroperasi adalah Merpati Air.
Landasan pacu bandara tersebut adalah salah satu dari empat yang terpanjang di Indonesia dengan panjang 3.517 meter. Dulunya bandara ini adalah bandara internasional, jika mau ke California, USA transit dulu di Biak. Tapi sekarang sudah tidak berfungsi lagi.
Pergi ke Biak Naik Kapal Laut
Pelabuhan Biak melayani kebutuhan transportasi antar daerah kepulauan di Papua dengan sarana kapal cepat KM Ekspres Bahari 99 B yang dioperasikan kerjasama PT Belibis Putra dengan Bank Papua rute Biak-Serui-Nabire.
Transportasi Umum di Biak
Untuk mengelilingi kota ini, tersedia transportasi ojek dengan tarif Rp5.000 tujuan dalam kota jauh dekat dan angkutan kota dengan tarif Rp3.000. Sementara penyewaan mobil jenis Avanza dan Innova tergolong cukup mahal, yakni Rp500.000 per hari tanpa sopir dan Rp700.000 per hari dengan sopir.
Hotel di Biak
- Aerotel Irian
- Hotel Mapia
- Nirmala Beach Hotel Biak
- Hotel Intsia
- Hotel Arumbai
- Asana Biak Papua Hotel
- Basana Inn
- Srava Inn Hotel
- Nirmala Hotel Biak
Iklim di Biak
Iklim di Biak adalah tropis dengan suhu udara rata-rata adalah 27,1 0C. Hujan hampir turun selama 28 hari pada September dan hari hujan paling kecil pada Mei.
Bahasa Daerah di Biak
Warga Biak menggunakan bahasa Biak itu sendiri yang merupakan bahasa Austronesia yang dituturkan di Papua Barat, terutama Pulau Biak, Pulau Numfor dan sekitarnya. Namun, dialek yang digunakan sangat beragam.
Tempat Wisata di Biak
- Goa Binsari
- Taman Burung dan Anggrek
- Pasar Bornik
- Air Terjun Wafsarak
- Kepulauan Padaido
- Pulau Rurbas
- Monumen Perang Dunia II Kampung Anggaridi
- Monumen Papera
- Pantai Segara Indah Bosnik
- Pantai Wari
Mal di Biak
- Pusat Oleh-oleh Iriani Art Shop
- Supermarket Hadi
Museum di Biak
- Museum Cendrawasih Biak
Tempat Makan Rekomendasi Kuliner di Biak
- Toko Roti Aru
- Restoran Indah Seafood
- Bubur Sapo Bung Ong
- Soto Madura H. Ngatijo
- Factory Steak
Tips Wisata di Biak
Siapkan Makanan dan Minuman Saat Wisata. Jika Anda datang pada musim kemarau, bersiaplah dengan cuaca panas di Biak, sehingga Anda menyiapkan air minum untuk menghindari dehidrasi ketika melakukan perjalanan di kota ini. Tak lupa pula bawa makanan karena tempat wisata di kota ini minim warung yang menjual makanan.
Perlu Kamu Tahu di Biak
Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor
Jalan Moh. Yamin No.58
Telepon : (0981) 21663
Email: [email protected]