Letak Masjid Jami Pontianak Kalimantan Barat
Masjid Jami Pontianak
Lokasi dan Letak Alamat
Masjid Jami Pontianak terletak di Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Masjid ini terletak di area kampung Beting, di tengah-tengah pemukiman padat penduduk. Di dekat masjid juga terdapat pasar ikan yang menghadap ke Sungai Kapuas. Untuk mencapai masjid ini, kita bisa menggunakan sampan atau perahu dari pelabuhan Seng Hie, atau menggunakan kendaraan darat melalui jembatan Kapuas.
Sejarah Masjid Jami Pontianak
Masjid Jami Pontianak memiliki sejarah yang panjang dan menjadi saksi bisu perkembangan kota Pontianak. Masjid ini awalnya dikenal dengan nama Masjid Sultan Abdurrohman. Menurut sejarah, pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi atau 24 Rajab 1181 Hijriah, ada sebuah rombongan yang dipimpin oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie. Rombongan ini membuka sebuah hutan di persimpangan tiga Sungai Landak dengan tujuan membangun perkampungan dan sebuah surau.
Perkampungan yang dibangun kemudian diberi nama Pontianak, yang dalam bahasa Melayu berarti Hantu Kuntilanak. Nama ini diberikan karena warga pemukiman baru tersebut sering diganggu oleh kuntilanak. Pada tanggal 8 Sya’ban 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai sultan Pontianak Pertama dan kesultanan Alkadriyah pun berdiri.
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah kesultanan Alkadriyah sejak tahun 1771 hingga 1808 Masehi. Di bawah kepemimpinannya, pemerintahan berkembang pesat dan Pontianak menjadi kota perdagangan dan pelabuhan. Surau sederhana yang awalnya dibangun menjadi sebuah masjid dan menjadi pusat kegiatan keagamaan pada waktu itu. Masjid ini juga menjadi tanda berdirinya pemerintahan kesultanan Alkadriyah.
Pembangunan masjid ini dilakukan oleh Sultan Syarif Abdurrahman dan dilanjutkan oleh adiknya, Sultan Kasim. Pembangunan surau ini terhenti karena Sultan Syarif Abdurrahman meninggal sebelum pembangunan selesai. Namun, pembangunan dilanjutkan oleh Syarif Usman, anak dari Sultan Syarif Abdurrahman, sebagai bentuk penghormatan kepada ayahnya. Oleh karena itu, masjid ini diberi nama Masjid Jami Pontianak, sesuai dengan nama Sultan Syarif Abdurrahman.
Sejak pembangunan masjid ini, masjid ini menjadi pusat kegiatan agama dan ibadah serta menjadi penyebaran ajaran agama Islam di daerah tersebut.
Arsitektur Pembangunan Masjid Jami Pontianak
Awalnya, Masjid Jami Pontianak memiliki atap berbahan dasar rumbia dan konstruksi bangunan dari kayu. Bangunan ini berbentuk segi empat dengan ukuran 33,27 x 27,74 meter. Di sekeliling bangunan masjid, dibangun selasar melingkar yang dibatasi dengan pagar. Bangunan ini awalnya memiliki bentuk seperti rumah panggung masyarakat setempat pada saat itu. Namun, saat ini tiang masjid sudah di cor untuk menghindari pelapukan.
Warna yang mendominasi bangunan masjid ini adalah kuning dan hijau. Warna kuning digunakan untuk dinding masjid, sedangkan warna hijau digunakan untuk plafon. Warna kuning melambangkan keagungan, sedangkan warna hijau melambangkan kenabian.
Atap masjid ini dibuat bertumpuk 4 dengan di batasi lembaran-lembaran kayu bullian. Pada atap tingkat pertama dan kedua, terdapat lobang-lobang ventilasi untuk masuknya cahaya dan udara. Di setiap sudut atap kedua, terdapat teras berbentuk gardu. Menurut warga setempat, teras ini dulunya digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa teras ini melambangkan jumlah sahabat Nabi yang berjumlah 4.
Masjid ini memiliki 3 pintu utama yang tingginya hampir 3 meter. Pintu-pintu ini terletak di depan dan samping masjid. Selain pintu utama, terdapat juga pintu-pintu kecil yang jumlahnya kurang lebih 20 pintu dengan ukuran yang lebih kecil.
Di dalam masjid, terdapat sokoguru (pilar atau tiang) sebanyak 6 yang berbentuk lingkaran dengan ukuran yang sangat besar. Sokoguru ini berfungsi untuk menopang seluruh atap masjid. Jumlah 6 sokoguru ini melambangkan rukun Islam yang berjumlah 6. Selain itu, ada juga tiang yang berbentuk segi empat dan berukuran besar.
Mihrab masjid ini memiliki bentuk yang mirip dengan mihrab masjid Tanah Grogot. Di masjid ini juga terdapat sebuah mimbar warna kuning mengkilap dengan ukiran-ukiran indah berwarna emas.
Masjid Jami Pontianak merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang harus dijaga dan dilestarikan. Bangunan masjid ini menjadi bukti perjalanan sejarah dan perkembangan agama Islam di Pontianak. Masjid ini juga menjadi salah satu ikon kota Pontianak dan menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim di daerah tersebut. Dengan adanya Masjid Jami Pontianak, dapat memperkuat identitas dan keberagaman budaya di Kota Pontianak.