10 Foto Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Lokasi Alamat + Keunikan Bangunan
Lokasi
Masjid Raya Mujahidin terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Alamat pasti dari masjid ini adalah Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, dengan kode pos 78121. Untuk melihat lokasi secara lebih jelas, dapat mengklik link berikut: [Klik Disini](https://maps.google.com)
Sejarah
Gagasan pendirian Masjid Raya Mujahidin ini bermula sejak dibangunnya masjid besar di Jogjakarta yang bernama masjid syuhada pada tahun 1949. Pada tahun yang sama, juga dibangun masjid Al-Azhar di Jakarta, dan munculnya gagasan pembangunan masjid istiqlal oleh Bung Karno pada tahun 1950-an. Keinginan warga Pontianak untuk segera membangun masjid dengan ukuran yang besar pun muncul.
Tujuan dari pembangunan masjid ini adalah untuk menampung kegiatan peribadatan umat Islam. Oleh karena itu, warga setempat mengirimkan beberapa delegasi untuk mengikuti Kongres Muslimin Indonesia (KMI). Delegasi yang dikirim antara lain, Achmad Mawardi Djafar, Abdur Rani Machmud, Mohamad Akib, Hasan Koeboe, Muzni A Rani, dan Azhari Djamaluddin.
Delegasi tersebut kemudian bertemu dengan Mr. Assat Sutan Mudo, yang merupakan penggagas pembangunan masjid Syuhada di Jogjakarta. Pada pertemuan tersebut, delegasi Pontianak memohon petunjuk tentang keinginan warga untuk membangun masjid besar serupa di Kota Pontianak. Hal ini dikarenakan delegasi yang dikirim untuk mengikuti KMI belum memiliki konsep yang pasti mengenai pendirian masjid besar yang hendak dibangun.
Setelah kepulangan delegasi tersebut, semangat untuk pembangunan masjid besar semakin bertambah. Achmad Mawardi dan Mohamad Akib pun langsung melakukan silaturahmi dengan para pemuka agama untuk meminta dukungan. Setelah melalui perencanaan yang matang selama 4 tahun, pada hari Jumat, 2 Oktober 1953, tokoh-tokoh Muslim terkemuka seperti Mr. Sjafruddin Prawinegara, Mohammad Natsir, Syamsurizal, Buya Hamka, dan Anwar Tjokroaminoto mengukuhkan serta membentuk Yayasan Mujahidin dan pengurusnya.
Nama-nama yang dimasukkan ke dalam daftar pengurus adalah H. Achmad Mashur Thahir, Mohammad Saad Karim, Merah Kesuma Indra Mahyuddin, Achmad Mawardi Djafar, Gulam Abas, dan Mohammad H Husein dengan dikukuhkan dalam akta notaris. Keenam tokoh yang sudah ditunjuk sebagai pengurus Yayasan Mujahidin ini bukanlah orang-orang biasa. Diantaranya ada yang merupakan pengusaha terkemuka, ada yang Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Pontianak, dan juga Koordinator Penerangan Agama Daerah Kalimantan Barat.
Pendirian masjid ini direncanakan dengan modal awal uang sebesar 1000 rupiah, dan kemudian diberi nama Masjid Mujahidin. Dalam Akta Notaris, tercantum bahwa tujuan mutlak Yayasan Mujahidin adalah membangun sebuah masjid di Kota Pontianak yang akan diberi nama Masjid Mujahidin. Modal utama tersebut disimpan dalam rekening Bank BRI, dan para pengurus masih berupaya untuk menambah modal dengan mengajukan sumbangan dari subsidi pemerintah atau membuka kotak amal bagi masyarakat serta menerima sumbangan dalam bentuk apapun yang dianggap halal dan baik.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Masjid Mujahidin diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Oktober 1978. Peresmian ini juga diselaraskan dengan perayaan ulang tahun Kota Pontianak yang ke-207. Namun, baru pada November 2011, masjid ini mengalami pemugaran untuk tujuan perluasan wilayah dan pembaruan bangunan. Setelah selesai, peresmian kembali dilakukan pada tanggal 20 Januari 2015 oleh Presiden Joko Widodo.
Konstruksi Bangunan
Masjid Raya Mujahidin dibangun dengan sangat megah, mengingat luas lahannya yang mencapai 4 hektar. Masjid ini mampu menampung kurang lebih 9 ribu jemaah dalam satu waktu. Terdapat 3 bagian bangunan utama dari masjid ini.
Bangunan pertama adalah bangunan utama masjid yang memiliki luas 60 x 60 meter. Bangunan ini menjadi pusat utama dari kompleks Masjid Raya Mujahidin. Di dalamnya terdapat ruang sholat untuk jemaah, dan lantai dasarnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
Bangunan kedua adalah menara utama masjid. Menara ini sengaja dibangun terpisah dari bangunan utama masjid dan menjadi salah satu ciri khas dari Masjid Raya Mujahidin. Dengan tinggi yang mencapai beberapa puluh meter, menara ini menjadi landmark yang mudah dikenali.
Bangunan ketiga adalah area plaza yang memiliki denah berbentuk segi empat. Area ini dikelilingi oleh koridor panjang yang dibuat di antara bangunan utama masjid dan menara utama masjid. Plaza ini menjadi tempat berkumpul dan bersantai bagi jemaah dan pengunjung masjid.
Unsur bangunan Masjid Raya Mujahidin ini terdiri dari arsitektur khas Islami yang terinspirasi dari peradaban Islam, yang kemudian dipadukan dengan ornamen khas Daerah Kalimantan Barat. Bangunan utama masjid ini dibangun dengan 2 lantai, dengan ruang sholat berada di lantai 2 dan lantai dasar digunakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
Salah satu unsur yang menonjol dari masjid ini adalah kubah-kubahnya. Kubah yang paling besar diberi warna keemasan dan didekorasi dengan mozaik khas Kalimantan. Kubah-kubah yang lebih kecil juga diberi warna keemasan, meskipun tanpa ornamen seperti kubah utama. Di sekeliling bangunan utama, terdapat beberapa tiang dengan ornamen lengkungan dua warna yang terinspirasi dari masjid Cordova, istana Alhambra, Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi.
Interior masjid ini juga dibuat sangat khas dan kental dengan kebudayaan Kalimantan. Warna keemasan mendominasi bangunan ini, dipadukan dengan beragam unsur peradaban Islam dari seluruh dunia.
Dengan keunikan bangunan dan sejarah yang dimilikinya, Masjid Raya Mujahidin menjadi salah satu ikon Kota Pontianak. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya bagi umat Islam di Pontianak.