Menjelajahi Perhentian Terakhir Kanjeng Sunan Kalijaga Demak Jawa Tengah
Makam Sunan Kalijaga
Daya Tarik Makam Sunan Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga merupakan salah satu tempat wisata religi yang terkenal di Kota Demak, Jawa Tengah. Makam ini adalah tempat peristirahatan terakhir dari salah satu tokoh walisongo, yaitu Kanjeng Sunan Kalijaga. Makam ini terletak di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Bintoro, Jawa Tengah. Untuk mencapai tempat ini, Anda dapat menghabiskan waktu sekitar satu hingga satu setengah jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Semarang.
Makam Sunan Kalijaga memiliki daya tarik yang besar bagi para peziarah dari berbagai daerah di Indonesia. Banyak orang yang datang ke makam ini untuk berziarah atau berwisata religi. Bahkan, tidak hanya masyarakat biasa, tetapi juga pejabat dan artis kerap kali menyambangi makam ini untuk berziarah. Meskipun terdapat beberapa kejadian mistis di sekitar makam ini, hal tersebut tidak menyurutkan langkah para peziarah untuk tetap datang. Makam Sunan Kalijaga selalu ramai dikunjungi pada hari Jumat Pon, Pahing, dan Kliwon, karena pada hari-hari tersebut pintu cangkup makam dibuka.
Selain itu, terdapat tradisi unik yang dilakukan di makam Sunan Kalijaga. Setiap tanggal 10 Zulhijah, menjelang Idul Adha, diadakan penjamasan pusaka Kelambi Kyai Gondil dan Kyai Onto Kusumo, keris Kyai Crubuk dan Kyai Sirikan. Pada saat itu, pintu cangkup makam dibuka dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Selama bulan suci Ramadhan, makam Sunan Kalijaga memiliki agenda tersendiri. Salah satunya adalah menjalankan Tradisi Tebah. Tradisi ini dimulai dengan suara kenthongan, kemudian dilanjutkan dengan pisowanan dalam di Cungkup Ageng oleh orang terpilih. Setelah itu, dilakukan peremajaan seluruh kompleks makam oleh para ahli waris, pengurus, dan juru kunci makam. Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun ke berbagai generasi.
Kawasan Makam Sunan Kalijaga
Kawasan makam Sunan Kalijaga terdiri dari beberapa pintu masuk untuk akses peziarah. Jika Anda ingin langsung mengunjungi makam, Anda dapat berjalan mengikuti lorong yang berada tepat di sebelah masjid dan diharuskan mengisi buku tamu. Di sekitar makam Sunan Kalijaga juga terdapat beberapa peninggalan sejarah lainnya, seperti situs batu yang memiliki tulisan “Selo Palenggahanipun Kanjeng Sunan Kalijaga”. Pada batu tersebut terdapat tempat duduk yang digunakan oleh Sunan Kalijaga ketika memberikan nasehat kepada masyarakat. Selain itu, terdapat juga dua buah gentong yang airnya dapat digunakan dan diberikan kepada para peziarah. Air tersebut berasal dari sungai yang tak jauh dari makam, namun harus diendapkan dan disterilisasi terlebih dahulu agar layak untuk dikonsumsi. Kawasan makam Sunan Kalijaga juga memiliki sumur yang jaraknya sekitar 200 meter dari makam. Sumur ini digunakan untuk berwudhu.
Di sekitar makam Sunan Kalijaga, Anda juga akan menemukan beberapa makam lainnya. Salah satunya adalah makam Mpu Supo, adik ipar Sunan Kalijaga, berserta putranya Djaka Suro. Selain itu, terdapat juga makam Panembahan Pengulu, yang merupakan cucu dari Sunan Kalijaga. Makam Sunan Kalijaga sendiri dilapisi dengan keramik, dengan pilarnya yang bertabur untaian kaligrafi. Pada puncak makam terdapat sebuah mustaka bersayap pada keempat sisinya.
Rute Jalan
Jika Anda ingin mengunjungi makam Sunan Kalijaga dari Semarang, Anda dapat mengambil arah ke timur. Nantinya, akan ada petunjuk jalan menuju wisata. Pilih jalan ke arah Masjid Kadilangu. Jika masih kesulitan menemukan jalan, Anda dapat menggunakan Google Map untuk memandu perjalanan Anda.
Mengenal Pribadi Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga, yang memiliki nama asli R.M. Syahid, lahir pada tahun 1450 Masehi dan diyakini hidup hingga usia 100 tahun. Ketika wafat, jasadnya dikebumikan di tanah tempat ia pijak semasa hidupnya, yaitu di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak. Sunan Kalijaga adalah putra dari Bupati Tuban, Ki Tumenggung Wilatikta.
Sunan Kalijaga dikenal dengan julukan reizende mubaligh atau mubaligh keliling. Hal ini dikarenakan dalam menyebarkan agama Islam, beliau tidak hanya mengajak masyarakat biasa, tetapi juga kaum ningrat dan sarjana. Selain memiliki pengaruh yang besar, Sunan Kalijaga juga terkenal dengan ucapannya yang ampuh, yang disebut “Mandi Pangucape”. Banyak peziarah yang datang ke makam Sunan Kalijaga dengan harapan memperoleh berkah, seperti memudahkan urusan hidup, seperti jodoh, rezeki, dan pekerjaan. Ada juga yang datang untuk kebutuhan rohani atau batin.
Penyebaran Agama Islam oleh Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga dapat disebut sebagai manusia tiga zaman, karena beliau hidup pada tiga masa pemerintahan, yaitu pada zaman Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Pada periode tersebut, Sunan Kalijaga dan para walisongo lainnya aktif dalam melakukan penyebaran agama Islam. Metode yang digunakan oleh Sunan Kalijaga adalah melalui budaya dan seni. Beliau memanfaatkan berbagai jenis alat musik dan kesenian sebagai sarana pendukungnya, seperti gamelan, lagu-lagu, seni ukir, dan wayang.
Salah satu peran penting Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam adalah pembuatan Masjid Agung Demak pada tahun 1401 M. Masjid ini adalah salah satu masjid tertua di Indonesia. Selain itu, beliau juga turut serta dalam pembuatan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terletak di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Sebelum mendirikan kedua masjid tersebut, beliau terlebih dahulu mendirikan Masjid Sunan Kalijaga, yang awalnya merupakan mushola. Seiring berjalannya waktu, masjid ini mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan.
Selain berperan dalam pembuatan masjid, Sunan Kalijaga juga terlibat dalam penyusunan tatanan kota lainnya. Jejak langkah Sunan Kalijaga dapat ditemukan melalui berbagai karya yang diukirnya semasa hidup. Beberapa karya yang paling terkenal hingga saat ini adalah Ilir-Ilir, Gundul-Gundul Pacul, Sekatenan, Gerebeg Maulud, cerita Wayang Layang Kalimasada, dan Petruk Dadi Ratu.
Makam Sunan Kalijaga adalah tempat yang sangat penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Makam ini menjadi saksi bisu dari perjuangan Sunan Kalijaga dan walisongo dalam menyebarkan agama Islam. Bagi para peziarah, makam Sunan Kalijaga juga menjadi tempat untuk berziarah dan mendapatkan berkah. Dengan mengunjungi makam Sunan Kalijaga, kita dapat lebih mengenal dan menghargai peran Sunan Kalijaga sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah agama Islam di Indonesia.