PERGIMULU.COM

Mau Pergi Liburan Kemana? Cari info di pergimulu.com saja!

Perang Pandan, Tradisi Desa Tenganan Bali Yang Terkenal di Kalangan Wisatawan

Blog

Desa Tenganan: Melihat Tradisi Perang Pandan dan Keunikan Kain Geringsing

Harga Tiket Masuk

Desa Tenganan, sebuah desa yang terletak di kawasan Bali Timur, memiliki daya tarik yang unik dan menarik perhatian wisatawan. Salah satu tradisi yang terkenal di desa ini adalah Perang Pandan atau Mekare-kare. Tradisi ini sangat unik dan menarik perhatian wisatawan yang datang ke Desa Tenganan. Hal yang menarik dari tradisi ini adalah para penonton tidak perlu membayar tiket masuk. Pertunjukan Perang Pandan ini bisa dinikmati oleh siapa saja, baik masyarakat Desa Tenganan maupun wisatawan.

Desa Tenganan juga terkenal dengan kain tenun khasnya yang disebut Kain Geringsing. Kain Geringsing adalah kain tenun tradisional yang menggunakan teknik doble ikat dan saat ini sudah jarang ditemukan di Bali. Kain ini merupakan salah satu hasil kerajinan khas Desa Tenganan. Kain Geringsing memiliki corak dan motif yang unik serta memiliki nilai seni yang tinggi. Kain ini juga sering digunakan dalam upacara adat dan memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Desa Tenganan.

Jalan Menuju Lokasi

Untuk bisa mengunjungi Desa Tenganan, kamu dapat pergi menggunakan kendaraan pribadi. Karena lokasinya yang lumayan jauh dari pusat kota, lebih mudah jika kamu pergi menggunakan kendaraan pribadi. Kamu bisa menggunakan jasa rental mobil atau motor yang sudah terpercaya. Agar lebih memudahkan perjalananmu, kamu bisa mengikuti petunjuk arah melalui Google Maps. Jarak Desa Tenganan dari Bandara Ngurah Rai sekitar 67,9 kilometer dengan estimasi waktu perjalanan mencapai 1 jam 45 menit.

BACA JUGA :  40 Tempat Wisata di Makassar, Nomer 10 Keren Banget

Jadwal Pertunjukan

Untuk kamu yang tertarik menyaksikan pertunjukan tradisi Perang Pandan, datanglah pada bulan Juni. Tradisi ini hanya dilaksanakan setahun sekali dan tanggalnya berbeda-beda mengikuti penanggalan/kalender Bali Aga. Pertunjukan Perang Pandan berlangsung mulai dari jam 10 pagi sampai selesai dan dilaksanakan selama dua hari. Selama pertunjukan, para peserta akan memakai pakaian adat khas Desa Tenganan dan menggunakan daun pandan berduri sebagai senjata dalam perang.

Sejarah Perang Pandan

Perang Pandan memiliki sejarah yang menarik dan menjadi bagian dari tradisi Desa Tenganan. Cerita sejarah di balik Perang Pandan ini berawal dari masa Kerajaan Beahulu. Pada masa itu, ada seorang raja bernama Maya Denawa yang melarang rakyatnya menyembah Tuhan dan menggelar acara upacara keagamaan. Dewa Kahyangan mengutus Dewa Indra untuk menyadarkan raja tersebut, tetapi usaha Dewa Indra tidak berhasil dan mengakibatkan keduanya harus berperang. Akhirnya, Maya Denawa dapat dikalahkan dan tradisi Perang Pandan pun dimulai sebagai penghormatan kepada Dewa Indra.

Manfaat Tradisi Perang Pandan

Perang Pandan atau Megeret Pandan merupakan salah satu tradisi budaya lokal yang memiliki manfaat atau tujuan sebagai bentuk persembahan dan penghormatan kepada Dewa Indra dan para leluhur. Warga Desa Tenganan memiliki kepercayaan yang mayoritasnya Hindu dan mempercayai bahwa Dewa Indra merupakan Dewa Tertinggi. Selain itu, Perang Pandan juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar warga desa dan mempertahankan keunikan budaya mereka.

Tradisi Perang Pandan juga memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi. Dalam pertunjukan ini, para peserta menggunakan daun pandan berduri sebagai senjata dan memakai pakaian adat khas Desa Tenganan. Selain itu, tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata yang mengundang banyak wisatawan untuk datang ke Desa Tenganan dan mengenal lebih dekat dengan budaya lokal Bali.

BACA JUGA :  10 Referensi Minuman Khas Daerah Aceh Yang Lezat dan Segar, Wajib Buat Kamu Coba!

Desa Tenganan dengan tradisi Perang Pandan dan keunikan Kain Geringsingnya merupakan destinasi yang menarik bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan dan keunikan budaya Bali. Dengan mengunjungi Desa Tenganan, kamu tidak hanya bisa menyaksikan pertunjukan tradisi yang unik, tetapi juga dapat mempelajari dan menghargai kekayaan budaya lokal yang ada di Bali.


Raka Andhika

Raka adalah seorang penulis blog perjalanan yang bersemangat dan kreatif. Raka memiliki kecakapan dalam menulis narasi perjalanan yang menarik dan informatif. Sejak usia muda, Raka sudah memiliki kegemaran menjelajahi tempat-tempat baru dan berinteraksi dengan berbagai budaya, yang kemudian mendorongnya untuk membagikan pengalaman tersebut melalui tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *