Museum Diponegoro Magelang
Museum Diponegoro Magelang
Museum Diponegoro Magelang terletak di kota Magelang, Jawa Tengah. Museum ini merupakan tempat yang cocok untuk mengetahui lebih lanjut tentang perjuangan Pangeran Diponegoro dalam merebut kemerdekaan bangsa. Museum ini terletak di gedung karesidenan Kedu yang diresmikan pada tanggal 11 Agustus 1977.
Museum Diponegoro Magelang memiliki lokasi yang strategis, hanya berjarak sekitar 500 meter dari pusat kota Magelang. Hal ini membuat museum ini sangat mudah dijangkau oleh pengunjung. Lokasinya yang berada dalam komplek museum BPK juga membuat pengunjung dapat mengunjungi beberapa museum sekaligus.
Museum ini merupakan bekas kamar Pangeran Diponegoro yang terletak di sayap kiri pendopo Karesidenan Kedu. Pada kamar inilah Pangeran Diponegoro ditangkap dengan licik oleh Belanda. Sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro yang berjuang melawan penjajah dapat dipelajari di museum ini.
Museum Diponegoro Magelang memiliki arsitektur yang khas dengan pengaruh Eropa. Museum ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi sehingga memiliki ketahanan yang baik. Di dalam museum ini terdapat berbagai koleksi yang berkaitan dengan Pangeran Diponegoro.
Salah satu koleksi yang sangat berharga di museum ini adalah jubah yang dikenakan oleh Pangeran Diponegoro. Jubah ini memiliki panjang sekitar satu setengah meter dan lebar 1.3 meter. Jubah ini terbuat dari kain shantung yang berkualitas tinggi.
Selain jubah, museum ini juga memiliki koleksi lainnya seperti kitab tharib, tujuh cangkir untuk tujuh macam minuman yang disenangi oleh Pangeran Diponegoro, dan masih banyak lagi. Semua koleksi ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan menjadi saksi bisu dari perjuangan Pangeran Diponegoro.
Untuk mencapai museum Diponegoro di Magelang, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Jika menggunakan kendaraan umum dari Yogyakarta ke arah Magelang, pengunjung dapat turun di sub terminal tidar atau sub terminal kebon polo. Selanjutnya, pengunjung dapat menggunakan angkot jalur 1, 5, atau 8 dan turun di jalan P. Diponegoro. Bagi pengendara kendaraan pribadi, pengunjung dapat mengikuti petunjuk jalan ke arah Magelang.
Museum Diponegoro Magelang buka setiap hari Senin sampai Sabtu dari jam delapan pagi hingga jam dua siang. Harga tiket masuk atau HTM ke museum ini sangat terjangkau, yaitu gratis. Dengan harga yang sangat terjangkau ini, pengunjung dapat mempelajari sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dengan lebih mendalam.
Monumen Diponegoro Jogja
Selain di kota Magelang, Pangeran Diponegoro juga memiliki museum dan monumen yang berada di kota Jogja. Tempat ini merupakan bekas kediaman Pangeran Diponegoro dan sekarang berfungsi sebagai museum yang dinamakan Sasana Wiratama.
Museum Sasana Wiratama terletak di Jogja dan merupakan tempat di mana seorang pahlawan lahir dan dibesarkan. Pangeran Diponegoro lahir dengan nama Raden Mas Ontowiryo pada tanggal 11 November 1785. Beliau adalah putra sulung dari Raden Ayu Mangkorowati, selir dari Sri Sultan Hamengku Buwono III.
Museum Sasana Wiratama merupakan bekas kediaman Pangeran Diponegoro yang menjadi saksi bisu dari perjuangannya melawan penjajah. Pada saat Belanda menawarkan perundingan kepada beliau, yang akhirnya berujung pada penyergapan, beliau dan para pengikutnya serta keluarga melarikan diri ke arah Barat, yaitu ke Kulon Progo, lalu ke selatan dan akhirnya tiba di Goa Selarong.
Sebagai penghormatan terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro, maka dibangunlah Monumen Diponegoro di tempat tinggal beliau di Kampung Tegalrejo. Monumen ini memiliki tinggi empat meter dan panjang sekitar 20 meter. Monumen ini diusulkan oleh Mayjen Surono, yang saat itu menjabat sebagai Pangdam, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Bentuk monumen ini cukup unik dan memiliki nilai sejarah dan seni yang tinggi. Monumen ini memiliki pahatan relief yang dipahat langsung oleh seniman patung Drs. Saptoto, dibantu oleh Sutopo, Sukodiharjo, dan Askabul. Di dalam monumen ini terdapat berbagai patung yang menggambarkan perjuangan Pangeran Diponegoro dan laskarnya melawan penjajah.
Di dalam museum Sasana Wiratama terdapat berbagai macam koleksi peninggalan Pangeran Diponegoro. Koleksi ini meliputi alat rumah tangga yang terbuat dari bahan kuningan yang berasal dari abad ke-17, senjata-senjata yang digunakan oleh laskar Pangeran Diponegoro, keris yang memiliki 21 buah lekukan dari masa kerajaan Majapahit, pedang dari Demak, dan masih banyak lagi.
Jumlah total koleksi yang dimiliki oleh museum Sasana Wiratama sekitar seratus buah. Museum ini buka setiap hari Senin sampai dengan Sabtu mulai jam delapan pagi hingga jam satu siang. Harga tiket masuk atau HTM museum ini diberikan secara sukarela oleh setiap pengunjung.
Museum Sasana Wiratama terletak di Jl. HOS. Cokroaminoto, Tegalrejo TR III/430 Yogyakarta. Pengunjung yang ingin mengambil foto di museum ini sebaiknya melakukannya dengan tenang agar suasana museum tetap terjaga.
Untuk mencapai museum Sasana Wiratama menggunakan kendaraan umum, pengunjung dapat turun di pertigaan Jl. HOS. Cokroaminoto menggunakan angkot jalur 12. Selanjutnya, pengunjung dapat naik becak atau menggunakan bis kota jalur 15 dan turun di pertigaan Jati Kencana. Dari sana, pengunjung dapat naik becak dan menempuh perjalanan sekitar lima ratus meter.
Selain di Jawa, museum Diponegoro juga ada di kota Palembang, Sumatera. Museum Diponegoro Palembang menyimpan tongkat sakti yang merupakan warisan dari pahlawan perjuangan tersebut.
Selain museum, pengunjung juga dapat melihat patung Diponegoro yang sedang menunggangi kuda kebanggaannya, yaitu turangga seta, di depan kampus UNDIP. Kampus ini juga merupakan tempat di mana terdapat jurusan teknik geologi.
Dengan mengunjungi berbagai museum dan monumen Diponegoro yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, pengunjung dapat lebih memahami dan menghargai perjuangan Pangeran Diponegoro dalam merebut kemerdekaan bangsa. Semua museum dan monumen ini memiliki koleksi yang berharga dan memiliki nilai sejarah yang tinggi.