Panduan Tips Pergi Liburan Ke Wangi-Wangi
Wangi-Wangi merupakan bagian dan pusat administrasi dari Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang dikenal dengan sebutan Wanci. Luas wilayahnya hanya 23.359 km2 .
Dikelilingi pulau-pulau kecil seperti Kapota, Kampenaua, Timu, Sumangga dan Ottoue, tetapi hanya Kapota saja yang didiami oleh penduduk. Nama Wakatobi sendiri diambil dari singkatan empat pulau utama, yaitu Wa untuk Wangi-Wangi, Ka untuk Kaledupa, To untuk Tomia dan Bi untuk Binongko.
Wangi-Wangi merupakan pintu gerbang menuju Taman Laut Wakatobi yang terkenal dengan keindahan lautnya, salah satu yang terindah di dunia. Perairan Wangi-Wangi menjadi tempat favorit bagi para pecinta wisata bahari.
Berbagai jenis ikan dan terumbu karang dalam berbagai bentuk datar, landai cekung, dinding terjal dan gua-gua terdapat di sini. Bahkan, penelitian para ahli menyatakan perairan di sekitar Pulau Wangi-wangi merupakan tempat tinggal 35 persen spesies ikan laut di dunia. Bayangkan betapa kayanya perairan pulau ini.
Wilayah Utama Wangi-Wangi
Dikarenakan Wangi-Wangi merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Wakatobi, wilayahnya meliputi beberapa kelurahan, antara lain :
- Koroe Onawe
- Longa
- Maleko
- Pada Raya Makmur
- Patuno
- Pongo
- Pookambua
- Posalu
- Sombu
- Tindoi
- Tindoi Timur
- Waelumu
- Waetuno
- Waginopo
- Waha
- Wanci
- Wandoka
- Wandoka Selatan
- Wandoka Utara
- Wapia-pia
Sejarah Wangi-Wangi
Ada banyak pendapat atau cerita terkait nama Wangi-Wangi. Nama tersebut merujuk ke wangi harum cengkeh atau rempah yang sering dijemur oleh para pedagang antar pulau yang sedang buang sauh di Pelabuhan Wanci (sekarang Wangi-Wangi). Penduduk di wilayah ini berasal dari beberapa suku, yaitu Suku Melayu, Butuni, Bajo dan Maluku.
Sumber lain menjelaskan bahwa istilah Wangi-Wangi diambil dari perilaku manusia pertama yang menghuni negeri ini dengan jiwa suka memberi pertolongan yang sangat membutuhkan perlindungan, dalam bahasa Mindanao – Sulu yaitu bahasa “yakan” disebut Wangi-Wangi. Sementara itu, masyarakat Wangi-Wangi berasal dari sebuah benda dan bila itu dipakai dalam upacara keagamaan dengan cara dibakar, maka bau atau wanginya akan menyebar ke segala penjuru dunia. Oleh karena itu, masyarakat Wangi-Wangi gemar merantau ke seluruh penjuru dunia.
Cara Pergi ke Wangi-Wangi
Pergi ke Wangi-Wangi Naik Pesawat
Wangi-Wangi dapat ditempuh dengan jalur udara meski tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta. Anda dapat memilih penerbangan dari Jakarta menuju Kendari atau Bau-bau dengan maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, Merpati Nusantara Airlines dan Sriwijaya Air. Alternatif lain penerbangan Jakarta–Makassar, lalu melanjutkan dengan maskapai Wings Air menuju Bandara Matahora di Wangi-Wangi dengan waktu tempuh dua jam. Namun, harus disesuaikan jadwalnya karena penerbangan tidak dioperasikan setiap hari.
Pergi ke Wangi-Wangi Naik Kapal Laut
Jika Anda melakukan perjalanan dari Kendari atau Bau-Bau dapat menggunakan kapal menuju Wangi-Wangi. Kapal ferry kayu berangkat dari Pelabuhan Kendari empat kali seminggu, yaitu Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu pukul 9.00 WITA dengan waktu tempuh 10 jam. Biayanya sekitar Rp130.000 dari Kendari ke Wangi-Wangi. Jika dari Bau-Bau,kapal ferry kayu berangkat setiap hari pada pukul 21.00 WITA dengan waktu tempuh Sembilan jam.
Cara lain adalah menggunakan kapal cepat dari Bau-Bau yang berangkat dua kali sehari melewati Raha di Pulau Muna dengan waktu tempuh sekitar lima jam. Sementara dari Kaledupa tersedia kapal penumpang yangberangkat setiap hari pukul 5.00 WITA dengan waktu tempuh dua jam dan tarifnya Rp50.000.
Transportasi Umum di Wangi-Wangi
Ojek
Transportasi ojek ini mudah ditemukan di Wangi-Wangi. Biasanya sopir ojek menawarkan jasa keliling kota hingga bandara sekali trip seharga Rp75.000. Mungkin kedengarannya mahal, tetapi dilihat dari jarak tempuh yang jauh, tarif tersebut tergolong wajar. Anda pun masih dapat menawar ongkos tersebut kepada sopir ojek.
Taksi
Meski bukanlah kota besar, Wangi-Wangi juga memiliki transportasi taksi untuk melayani masyarakat. Namun, kebanyakan taksi di wilayah ini tidak dilengkapi argo meter, sehingga tanyakan terlebih dahulu berapa ongkos sampai tujuan Anda. Tawar menawar masih memungkinkan untuk dilakukan.
Hotel di Wangi-Wangi
- Patuno Resort Wakatobi
- Hotel Wakatobi
- Hotel Al Aziziyah
- Hotel Lina
- Hotel Setiana
- Penginapan Nita Sari
Iklim di Wangi-Wangi
Letaknya pada ketinggian di bawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di daerah khatulistiwa, sehingga beriklim tropis. Sama dengan wilayah lain di Indonesia, Wangi-Wangi juga memiliki dua musim, yakni musim hujan dan kemarau.
Bahasa Daerah di Wangi-Wangi
Wilayah Kabupaten Wakatobi disebut juga Kepulauan Tukang Besi, di mana keempat pulau yang termasuk di dalamnya memiliki kedekatan bahasa tetapi dalam penyebutannya disebut Bahasa Wanci (Pulau Wangi-Wangi), Bahasa Kaledupa, Bahasa Tomia dan Bahasa Binongko.
Tempat Wisata di Wangi-Wangi
- Wisata Gua Alam, salah satunya Gua Kontamale
- Puncak Toliamba di Desa Waginopo
- Kehidupan Kampung Bajo
- Pasar Malam Tradisional
- Masjid Mubarol Liya, yaitu masjid tertua di Wakatobi
- Sombu Jetty, yakni spot untuk berenang, snorkeling, menyelam dan menikmati matahari tenggelam
- Wisata Benteng, diantaranya Benteng Tindoi, Liya, Mandati Tonga, dan Togo Molengo.
- Mercusuar di Desa Waha peninggalan masa penjajahan Belanda.
Mal di Wangi-Wangi
Tidak seperti kota wisata pada umumnya, Bupati Wakatobi tidak mengizinkan adanya pembangunan mal atau gedung menjulang tinggi di wilayahnya, terutama Wangi-Wangi. Selain wilayah daratan yang luasnya hanya tiga persen dari luas kabupaten tersebut tidak memadai untuk kawasan pusat perbelanjaan modern, kehadiran pusat perbelanjaan modern akan mengganggu lingkungan.
Museum di Wangi-Wangi
- Museum Terapung di Perkampungan etnis Bajo
Tempat Makan Rekomendasi di Wangi-Wangi
- RM Ceria, Losmen Babo, Kompleks Perkampungan Mola
- RM Sederhana Sentral, Jalan Poros Liya Kompleks Pasar Sentral
- RM Senang, Jalan Poros Liya Kompleks Pasar Sentral
- Restaurant Wisata, Jalan Ahmad Yani
- RM Wakatobi, Jalan Ahmad Yani
- RM Pelangi, Jalan Ahmad Yani
- RM Sederhana, Jalan Inpres Mandati II
Tips Wisata di Wangi-Wangi
- Waktu paling tepat ke Wangi-Wangi adalah April sampai Juni atau Oktober sampai Desember.
- Pulau Kaledupa lebih bersahabat bagi Anda yang berwisata ala backpacker karena biaya penginapan dan makan lebih murah dibandingkan Wangi-Wangi dan Tomia.
- Sediakan sunblock, afterburn dan krim lain agar tidak mau terbakar matahari di Wakatobi.
- Jika berwisata pada Juli hingga September, pesanlah penginapan sebelumnya karena bulan-bulan tersebut sering digunakan sebagai lokasi penelitian, sehingga penginapan telah dipesan.
- Siapkan obat anti mabuk dan anti masuk angin sebab melewati jalur laut dengan ombak yang besar di perairan Wakatobi.
Perlu Kamu Tahu di Wangi-Wangi
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Jalan Kompleks Perkantoran Motika, Wangi-Wangi Selatan
- Polsek Wangi-Wangi, Jalan Kel. Pamandati II, Buton, Sulawesi Tenggara, Telepon : (0402) 21005