Potret Keindahan Pemandangan Kota Samarinda Tempo Dulu dan Sekarang, Simak Ulasan Ini!
Sejarah Kota Samarinda
Asal Mula Nama Samarinda
Sejarah Kota Samarinda dapat ditelusuri dari asal mula penamaannya. Menurut tradisi lisan masyarakat sekitar, nama Samarinda diambil dari kata Samarendah. Hal ini dikarenakan posisi permukaan sungai yang sama rendahnya dengan pesisir daratan kota. Pada masa lalu, setiap kali air sungai naik, tepian kota akan selalu tenggelam. Untuk mengatasi hal ini, penimbunan dilakukan berkali-kali di pinggiran Sungai Mahakam sehingga ketinggiannya bertambah 2 meter dari semula. Namun, ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa asal kata “sama randah” berasal dari bahasa Banjar yang artinya permukaan tetap rendah dan tidak bergerak. Istilah “sama randah” ini kemudian digunakan untuk menyebutkan nama lokasi yang terletak di tepian Sungai Mahakam. Lama kelamaan, pelafalannya berubah menjadi lebih melodius yaitu “Samarinda“.
Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
Sebelum diberi nama Samarinda, wilayah ini termasuk dalam wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Pada abad ke-13 Sebelum Masehi, wilayah ini masih belum dikenal dengan nama Samarinda. Dalam manuskrip surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada tahun 1849 Masehi, terdapat penjelasan mengenai 6 perkampungan penduduk di wilayah ini. Perkampungan-perkampungan tersebut adalah Karang Asam, Kamumus, Pulau Atas, Sembuyutan, Luah Bakung, dan Mangkupelas.
Penyebaran Suku Banjar di Samarinda
Pada tahun 1565, suku Banjar melakukan migrasi dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan Timur. Mereka kemudian menyebar ke wilayah Kutai Kartanegara yang sekarang disebut Samarinda. Hal ini menjadi latar belakang bahasa Banjar menjadi bahasa dominan di Samarinda, meskipun sebelumnya sudah ada suku Jawa dan Bugis yang tinggal di wilayah tersebut. Bahasa Banjar masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Samarinda hingga saat ini.
Lambang Kota Samarinda
Lambang Kota Samarinda terdiri dari perisai yang melambangkan keberanian dan semangat juang. Di dalam perisai terdapat gambar dua ekor pesut yang melambangkan kelestarian alam dan lingkungan hidup. Di atas perisai terdapat bintang lima sudut yang melambangkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Di bawah perisai terdapat jaring Samarinda yang melambangkan kekayaan alam dan potensi ekonomi daerah. Terdapat juga 21 butir padi yang melambangkan keberlanjutan pertanian dan 7 kapas mekar putih yang melambangkan kemakmuran dan keberlanjutan industri. Di bagian bawah lambang terdapat gambar jembatan Mahakam yang melambangkan persatuan dan persaudaraan antarwarga. Terdapat juga tiga arus sungai Mahakam yang melambangkan kekayaan alam dan potensi pariwisata. Di bagian bawah lambang terdapat papan bertulis “Tepian” yang melambangkan kota Samarinda sebagai kota tepian Sungai Mahakam.
Masa Sekarang
Perkembangan Kota Samarinda
Kota Samarinda mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan luas sekitar 718 kilometer persegi, Samarinda menjadi kota paling ramai di Kalimantan Timur dengan jumlah penduduk sekitar 812.597 jiwa per tahun 2015. Kota ini terbagi menjadi 10 kecamatan dan 53 desa. Penduduknya berasal dari berbagai suku dengan bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Banjar dan Kutai.
Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pemerintah kota Samarinda telah melakukan penataan melalui pembangunan berbagai infrastruktur dan fasilitas publik. Beberapa pembangunan yang dilakukan antara lain penyediaan bandara, terminal, shopping mall, pusat hiburan, tempat wisata, pusat pendidikan, hotel, dan jalan tol. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Kesibukan Kota Samarinda
Samarinda menjadi salah satu kota yang dipenuhi dengan kesibukan, terutama saat siang hari. Banyak perusahaan yang membuka kantor di kota ini karena potensi alamnya yang kaya. Hal ini membuat Samarinda menjadi tujuan banyak pencari kerja dari berbagai daerah. Tidak hanya area perkantoran dan fasilitas umum yang dipenuhi keramaian, tetapi juga tempat-tempat populer seperti pusat perbelanjaan, pasar, restoran, cafe, dan tempat wisata. Saat siang hari, masyarakat setempat dan wisatawan memadati tempat-tempat ini untuk beraktivitas dan menikmati berbagai fasilitas yang tersedia.
Kegiatan Malam di Samarinda
Ketika malam tiba, pemandangan Kota Samarinda semakin eksotis dengan bangunan-bangunan megah, jalanan yang diterangi lampu-lampu berwarna-warni, dan rumah-rumah penduduk yang menyala. Tempat-tempat populer seperti kafe, restoran, dan lokasi hits lainnya juga menjadi ramai dikunjungi saat malam hari. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat malam hari adalah jembatan Mahakam IV yang baru diresmikan pada awal tahun 2020. Pemandangan di sekitar jembatan ini begitu menarik dengan lampu-lampu terang tematik yang berwarna-warni, menambah keindahan panorama Kota Samarinda.
Pemandangan Kota Samarinda dari Ketinggian
Kondisi geografi Samarinda yang berbukit dengan sungai Mahakam yang panjang membuat pemandangan kota ini sangat indah jika dilihat dari atas ketinggian. Salah satu tempat yang paling pas untuk menikmati keindahan view kota Samarinda dari ketinggian adalah Bukit Steling Selili. Meskipun medan yang dilalui cukup sulit, semua akan terbayar lunas ketika sampai di lokasi. Bukit Steling juga menjadi tempat yang paling pas untuk dikunjungi oleh para sunrise atau sunset hunter. Dari sini, pengunjung akan disuguhi pemandangan indah matahari terbit dan terbenam kembali ke ufuknya.
Objek Wisata di Samarinda
Kebun Raya Unmul
Kebun Raya Unmul adalah salah satu objek wisata di Samarinda yang menarik untuk dikunjungi. Nama Unmul sendiri merupakan singkatan dari Universitas Mulawarman, karena kebun ini merupakan milik perguruan tinggi tersebut dan terbuka untuk umum. Di kawasan Kebun Raya Unmul, terdapat danau besar yang dapat dielilingi dengan menyewa sepeda air. Selain itu, terdapat juga kebun binatang mini dan museum yang menyimpan berbagai koleksi kayu.
Desa Budaya Pampang
Desa Budaya Pampang adalah tempat yang cocok untuk mengenal budaya lokal Samarinda. Desa ini dihuni oleh suku Dayak Kenyah dan sering dikunjungi oleh wisatawan karena keunikan budayanya. Di desa ini, terdapat sebuah gedung yang dihiasi dengan ukiran khas suku Dayak dan berfungsi sebagai tempat pementasan seni budaya lokal.
Pulau Kumala
Pulau Kumala merupakan objek wisata yang terletak di dekat Samarinda, dengan jarak sekitar 27 kilometer dari kota tersebut. Pulau ini memiliki bentuk yang menyerupai perahu terbalik. Pulau Kumala menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Samarinda. Di pulau ini, terdapat taman rekreasi dengan berbagai wahana permainan seru yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
Pulau Beras Basah
Pulau Beras Basah merupakan objek wisata yang menawarkan pemandangan alam yang indah. Meskipun letaknya tidak tepat di pusat kota Samarinda, pulau ini memiliki pasir putih yang indah dan air yang jernih. Keindahan alam di Pulau Beras Basah membuat setiap pengunjungnya merasa tenang dan rileks. Tempat ini sangat cocok untuk sekedar refreshing dan menikmati keindahan alam.
Itulah beberapa informasi mengenai sejarah, perkembangan, kehidupan sehari-hari, dan objek wisata di Kota Samarinda. Kota ini memiliki potensi yang besar dan banyak hal menarik yang dapat dieksplorasi. Jadi, jika Anda ingin lebih mengenal Samarinda, jangan lupa untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut saat berada di kota ini.