Panduan Tips Pergi Liburan Ke Bantimurung
Taman Nasional Bantimurung terletak di Sulawesi Selatan seluas ± 43.750 Ha, dimana secara administrasi pemerintahan kawasan Bantimurung terletak pada wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
Taman Nasional Bantimurung berada di Kabupaten Maros atau sekitar 45 km dari pusat kota Makassar dengan wilayahnya yang melingkupi bukit kapur, air terjun dan gua. Dengan batas-batas kewilayahan sebagai berikut:
- Utara : Kabupaten Pangkep
- Timur : Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone
- Selatan : Kabupaten Maros
- Barat : Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 890/Kpts-II/1999 tanggal 14 Oktober 1999 telah ditunjuk areal hutan di Provinsi Sulawesi Selatan seluas ± 43.750 Ha sebagai kawasan hutan.
Diantaranya berupa Cagar Alam kurang lebih sepuluh hektar, Taman Wisata Alam satu hektar dan Hutan Lindung dua pulu satu hektar, Hutan Produksi Terbatas (± 145 Ha), dan Hutan Produksi Tetap (± 10.355 Ha).
Kawasan tersebut berada pada Kelompok Hutan Bantimurung – Bulusaraung di Kabupaten Maros dan Pangkep, yang merupakan ekosistem kars, memiliki potensi sumberdaya alam hayati dengan keanekaragaman yang tinggi.
Panduan Tips Pergi Liburan Ke Bantimurung
Di dalamnya terdapat berbagai jenis flora, antara lain: Bintangur (Calophyllum sp.), Beringin (Ficus sp.), Nyato (Palaquium obtusifolium), dan flora endemik Sulawesi Kayu hitam (Diospyros celebica).
Selain itu terdapat berbagai jenis satwa liar yang khas dan endemik seperti Kera hitam (Macaca maura), Kuskus sulawesi (Phalanger celebencis), Musang sulawesi (Macrogolidia mussenbraecki), Rusa (Cervus timorensis).
Burung Enggang hitam (Halsion cloris), Raja udang (Halsion cloris), Kupu-kupu (Papilio blumei, Papilio satapses, Troides halipton, Troides helena), berbagai jenis amfibia dan reptilia seperti Ular phyton (Phyton reticulates), Ular daun, Biawak besar (Paranus sp.), Kadal terbang, dan lainnya.
Ekosistem kars Maros – Pangkep tersebut juga memiliki lansekap kars yang unik, gua-gua dengan ornamen stalaktit dan stalakmit, gua-gua yang bernilai historis/situs purbakala, panorama alam yang indah dan air terjun yang dapat dikembangkan sebagai laboratorium alam.
Untuk ilmu pengetahuan dan pendidikan konservasi alam serta kepentingan ekowisata. Kawasan ini juga merupakan daerah tangkapan air bagi kawasan di bawahnya dan beberapa sungai penting di Provinsi Sulawesi Selatan seperti S. Walanea, S. Pangkep, S. Pute, dan S. Bantimurung.
Dalam rangka perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengkajian dan Pembahasan Tim Terpadu.
Tanggal 8 Oktober 2004 kawasan hutan di Kelompok Hutan Bantimurung-Bulusaraung seluas ± 43.750 ha Ha tersebut memenuhi syarat untuk diubah fungsi menjadi Kawasan Pelestarian Alam dengan fungsi Taman Nasional.
Upaya perubahan fungsi tersebut dilakukan dengan memperhatikan beberapa surat dari Pemerintah Daerah setempat. Sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.398/Menhut-II/2004, tanggal 18 Oktober 2004, kawasan hutan pada Kelompok Hutan Bantimurung – Balusaraung seluas ± 43.750 Ha yang terletak di Kabupaten Maros dan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan ditunjuk sebagai Taman Nasional Bantimurung–Bulusaraung.
Sebagai tindak lanjutnya, Kepala Badan Planologi Kehutanan perlu mengatur pelaksanaan pengukuhannya serta Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam perlu melakukan pengelolaan kawasan hutan tersebut sebagai TN atau Taman Nasional.
Wilayah Utama Bantimurung
Kecamatan Bantimurung memiliki delapan kelurahan atau desa yang termasuk dalam wilayah administratifnya:
- Alatengae
- Baruga
- Kalabbirang
- Leang Leang
- Mangeloreng
- Mattoangin
- Minasa
- Tukamasea
Sejarah Bantimurung
Sejarah Bantimurung terletak di Kabupaten Maros, memiliki sejarah panjang dibalik nama nya yang terkenal. Maros ditetapkan sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Belanda dalam Perjanjian Bungaya I dan II (1667-1669).
Saat itu Maros ditetapkan sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Belanda. Hal ini lah yang menjadikan bentuk pemerintahan atau kerajaan kerajaan kecil yang berada dalam wilayah kerjaan Maros diformulasikan dalam bentuk kepemimpinan oleh penguasa bangsawan lokal bergelar Regant (Setingkat Bupati).
Setelah itu Maros berubah menjadi Distrik Adat Gemenschaap yang dipimpin oleh seorang kepala Distrik yang dipilih oleh bangsawan lokal dengan gelar Karaeng, Arung atau Gallarang. Kerajaan Simbang merupakan salah satu Distrik Adat Gemenschaap yang berada dalam wilayah kekuasaan kerajaan Maros. Dimana distrik ini dipimpin oleh seorang Bangsawan lokal dengan bergelar Karaeng.
Sekitar tahun 1923, Bangsawan bernama Patahoeddin Daeng Paroempa, naik menjadi Karaeng Simbang dan ia mulai mengkukuhkan kehadiran kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan di wilayah kekuasaannya.
Salah satu program yang dijalankan adalah dengan melaksanakan pembangunan jalan melintas Kerajaan Simbang agar mobilitas daerah sekitar menjadi lancar dan lebih baik.
Pembangunan jalan ini rencanannya akan membelah daerah hutan belantara, namun tanpa diduga pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengar bunyi menderu dari dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut.
Saat itu para pekerja setempat tidak berani untuk melanjutkan pekerjaan jalan tersebut, dikarenakan suara gemuruh yang begitu keras. Pemimpin saat itu Karaeng Simbang yang memimpin proyek ini memerintahkan seorang pegawai kerajaan untuk memeriksa ke dalam hutan belantara asal suara itu.
Usai sang pegawai kerajaan memeriksa lokasi gemuruh tersebut, Karaeng Simbang yang memimpin proyek tersebut langsung menanyakan, lalu sang pegawai kerajaan menginformasikan dengan bahasa Bugis menyebutkan “Benti, Puang” yang artinya “Air Tuanku” jawab sang pegawai tersebut. Mendengar laporan tersebut Karaeng Simbang langsung melihat lokasi asal sumber suara gemuruh yang dimaksud.
Sesampainya di lokasi asal suara, Karaeng Simbang terpana dan takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. Beliau lalu mengatakan dengan bahasa bugis “Benti Merrung” atau Air yang bergemuruh. Saat itulah para pekerja, masyarakat setempat, mulai menyebutkan lokasi tersebut menjadi “Benti Merrung” atau Air yang Bergemuruh.
Cara Pergi ke Bantimurung
- Melalui udara; Anda bisa menggunakan pesawat menuju Bandara Internasioanal Hasanuddin Makassar. Kemudian dilanjutkan dengan taksi atau pete pete sebutan warga Makassar atau kita kenal dengan minibus menuju Bantimurung.
- Melalui darat dan laut; terlebih dahulu Anda bisa menuju kota Surabaya tujuan Pelabuhan Perak menuju pelabuhan Makassar. Setelah tiba di pelabuhan Makassar anda dapat meneruskan perjalanan dengan transportasi darat menuju Bantimurung dengan Bus Damri atau bisa dengan Taksi.
Transportasi darat di Bantimurung Makassar
- Taksi
- Angkot
- Ojek
- Rental mobil dan motor
Hotel di Sekitar Bantimurung Makassar
- Swiss Bellin Panakkukang, Jl. Boulevard No.55, Makassar 90222 Makassar, Indonesia
- Grand City Hotel Convention hotel, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 16 No. 2, Makassar, Sulawesi Selatan, 90442
- Arbor Bis Hotel, Jl Perintis Kemerdekaan km 16 Biringkanaya, Makassar
- Aerotel Smile Makassar Jl Muchtar Lutfi No 38 Somba Opu Makassar
- Continent Centre Point Panakukkang Makassar Jl. Adhyaksa Baru No 15 Makassar

Iklim di Bantimurung
Mengenai iklim Bantimurung adalah kota dengan curah hujan signifikan, pada bulan bulan tertentu curah hujan begitu tinggi meskipun pada bulan kemarau. Dengan suhu rata rata tahunan adalah 17.6 C. Bulan terkering pada bulan September dengan 81 mm curah hujan, suhu terhangat dengan suhu rata 21.2 C. Bulan September hingga Oktober adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi daerah ini.
Bahasa Daerah Bantimurung
Bahasa daerah Bantimurung yang terletak di Kabupaten Maros Makassar sehari hari menggunakan logat Makassar Bugis, pada umumnya orang Makassar memiliki logat terdengar keras yang menandakan identitas mereka tangguh dan perkasa.
Tempat Wisata Di Kota Makassar
- Pantai Losari
- Benteng Roterdam
- Sejarah Benteng Rotterdam
- Trans Studio Makassar
- Taman Laut Taka Bonerate Makassar
- Kebun The Malino Makasar
- Tanjung Bira Makassar
- Benteng Somba Pou Makassar
- Bahari Pulau Samalona Makassar
- Pulau Kodingareng Keke Makassar
- Pegunungan Karst Kapur Makassar
- Menantang Pegunungan Kapur
- Alam Air Terjun Takapala Makassar
- Alam Air Terjub Takapala Makassar
- Pulau Kayangan Makassar
Museum di Bantimurung
- Museum Kupu Kupu Bantimurung, Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Makassar 90561,
Rekomendasi Tempat Makan Bantimurung Maros Makassar
- Coto Makassar JL. Gagak, No 209 /No.8 Mariso, Kec. Makassar, Kota Makassar 90121
- Kedai jalangkote 189 Jl. Poros Makassar – Maros Km. 25, Ballu- ballu Kab. Maros.
- Golden Café JL. Gladiol, Terminal Marusu Ruko No. 4 Makassar.
- Ikan Baronang Bakar RM Paotere, Jl Sabutung no 46 Makassar (Telepon: 0411-326366)
- Sop Konro Karebosi Jalan Gunung Lompobattang, Kec. Makassar, Sulawesi Selatan 90115
Tips Wisata di Bantimurung
- Jangan lupa untuk mengabadikan moment wisata anda dengan keluarga anda di Bantimurung
- Bila anda ingin menelusuri gua yang tersedia di Bantimurung, sangat disarankan anda meminta bantuan para pemandu lokal sebagai penunjuk jalan sekaligus sebagai seorang narator.
- Museum kupu kupu dan berendam air terjun merupakan lokasi yang akan membuat anda lupa sepanjang waktu. Sebaiknya anda tetapkan waktu agar anda tidak terlalu malam kembali ke hotel
- Jangan lupa untuk tetap berhati hati dengan keamanan barang barang anda agar tetap terjaga saat anda berwisata.
Perlu Kamu Tahu Di Bantimurung
- Polres Maros, Jalan Jendral Ahmad Yani No 2 Maros, No. Telp 0411 371110, Call Center 011, SMS 081242222112
- Kantor Kecamatan Bantimurung Maros, Jl. Poros Bantimurung Maros Sulawesi Selatan Kodepos 90561
- Puskesmas Bantimurung, Desa Kalibarang Kecamatan Bantimurung