10 Gambar Rowo Jombor Klaten, Sejarah Asal Usul, Lokasi Alamat, Jam Buka Tutup, Misteri Mitos + Rumah Makan di Dalam Wisata
Heading 2: Rowo Jombor: Keindahan Alam dan Sejarahnya yang Menarik
Rowo Jombor, sebuah tempat wisata air yang terletak di Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, merupakan salah satu tempat yang patut dikunjungi di Kota Klaten. Tempat ini memiliki pemandangan yang begitu indah dan menarik. Setiap harinya, banyak masyarakat yang datang untuk menikmati keindahan alam Rowo Jombor sambil menikmati masakan di warung-warung sekitar sambil melihat sunset dan sunrise.
Rute Menuju Rowo Jombor
Untuk menuju ke Rowo Jombor, terdapat dua jalur yang dapat dipilih. Jalur pertama adalah jalur timur, yang dimulai dari Kota Klaten, melalui Stasiun Klaten, By Pass, belok kanan menuju arah selatan, melewati Terminal Klaten baru, Kelurahan Buntalan, Desa Jimbung, hingga akhirnya mencapai Rowo Jombor. Jalur kedua adalah jalur barat, yang dimulai dari Kota Klaten, melalui pertigaan Bendogantungan, Desa Sumberejo, belok ke arah selatan atau kiri, melewati Desa Danguran, Desa Glodongan, Desa Jimbung, hingga mencapai Rowo Jombor. Kedua jalur ini dapat dipilih sesuai dengan preferensi dan lokasi asal pengunjung.
Asal-Usul Rowo Jombor
Rowo Jombor memiliki sejarah yang menarik. Dahulu, daerah ini adalah dataran rendah yang berbentuk cekung dan dikelilingi oleh pegunungan. Hal ini menyebabkan daerah ini sering tergenang air, baik ketika musim hujan maupun musim kemarau. Oleh karena itu, Rowo Jombor berasal dari dua kata, yakni “Rowo” yang berarti genangan air, dan “Jombor” yang merupakan nama Desa Jombor yang sekarang berubah nama menjadi Desa Krakitan. Genangan air di Rowo Jombor semakin tinggi ketika musim hujan, karena terdapat dua sungai di sebelah barat laut, yaitu kali Dengkeng dan Kali Ujung, yang selalu meluap ketika hujan sehingga airnya mengarah ke Rowo Jombor.
Pada awalnya, Rowo Jombor merupakan daerah pertanian yang ditanami dengan tebu. Dibangunnya pabrik gula Manisharjo oleh Sinuwun Paku Buwono ke-X dan pemerintah Belanda di daerah Pedan, Klaten pada tahun 1901, membuat kebutuhan air untuk irigasi semakin meningkat. Oleh karena itu, Sinuwun Paku Buwono ke-X dan pemerintah Belanda berencana membuat saluran irigasi dari Rowo Jombor ke area perkebunan tebu. Pembangunan saluran irigasi ini dimulai pada tahun 1917 dengan membuat terowongan sepanjang 1 km yang menerobos pegunungan di sekeliling rawa dan talang air di atas kali Dengker. Saluran irigasi ini selesai pada tahun 1921 dan menjadi salah satu sejarah penting dalam perkembangan Rowo Jombor.
Pada tahun 1943-1944, saat masa penjajahan Jepang, Rowo Jombor dijadikan waduk dengan dibangunnya tanggul di sekitar rawa oleh pemerintah Jepang. Pembangunan tanggul ini memanfaatkan tenaga kerja paksa atau Romusha. Setelah masa penjajahan Jepang berakhir, Rowo Jombor tetap dimanfaatkan sebagai waduk. Pada tahun 1956, pemerintah Klaten membangun tempat peristirahatan bagi pengunjung dan menetapkan Rowo Jombor sebagai tempat wisata. Setelah masa orde baru pada tahun 1967-1968, pemerintah kota Klaten melakukan perbaikan pada Rowo Jombor dengan memperlebar tanggulnya menjadi 12 m. Perbaikan ini dilakukan dengan melibatkan tahanan politik sebagai tenaga kerja, dan selesai dalam waktu 7 bulan dengan melibatkan sekitar 1.700 orang.
Wisata Warung Apung
Salah satu daya tarik utama dari Rowo Jombor adalah warung apung yang dapat ditemui di tempat ini. Terdapat puluhan warung apung yang menyajikan berbagai macam masakan, terutama masakan dari ikan tawar seperti bawal, lele, gurameh, dan nila. Warung apung ini dibangun dengan menggunakan bahan utama bambu dan drum agar dapat mengapung di atas air. Untuk mengunjungi warung apung ini, pengunjung harus menaiki perahu khusus yang ditarik oleh petugas. Pengalaman menaiki perahu ini sendiri sudah cukup menyenangkan, apalagi saat sampai di warung apung dan menikmati hidangan lezat yang disajikan.
Selain menikmati makanan di warung apung, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas lain seperti memancing. Bagi pengunjung yang memiliki hobi memancing, warung apung Rowo Jombor adalah tempat yang tepat untuk melakukannya. Namun, jika pengunjung berhasil menangkap ikan, mereka harus membelinya karena ikan di sekitar warung merupakan ikan ternakan pemilik warung. Namun, jika pengunjung ingin memancing secara gratis, mereka dapat mencoba memancing di daerah pinggir rawa di luar area warung apung.
Warung apung di Rowo Jombor juga sering menjadi tempat hiburan pada hari Minggu. Meskipun ramai, namun beberapa warung apung akan menyajikan panggung dangdut live yang dapat membuat liburan pengunjung menjadi lebih menyenangkan. Beberapa penyanyi dangdut terkenal seperti Didi Kempot dan Sera pernah tampil di warung apung ini dengan menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa Jawa. Video dan rekaman mp3 dari pertunjukan dangdut live di warung apung Rowo Jombor bahkan telah tersebar di internet. Selain itu, masih banyak penyanyi dangdut dari Solo dan Jogja yang ikut mengisi acara di warung apung ini.
Restoran dan Fasilitas Lainnya di Rowo Jombor
Selain warung apung, terdapat juga restoran atau rumah makan di Rowo Jombor. Restoran ini telah menjalani renovasi untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Pembangunan ini disambut baik oleh para pengunjung dan turis yang datang ke Rowo Jombor. Denah atau peta tempat ini dapat ditemukan melalui Google Maps melalui jaringan internet.
Bukit Sidoguro di Rowo Jombor
Salah satu daya tarik lainnya di Rowo Jombor adalah Bukit Sidoguro. Bukit ini terletak tepat di sebelah Rowo Jombor dan menawarkan pemandangan indah. Pada hari-hari tertentu, di bukit ini sering diadakan pertunjukan dangdut. Suasana paling ramai di bukit ini terjadi pada hari Syawalan atau seminggu setelah lebaran. Selain pertunjukan dangdut, biasanya juga diadakan pasar malam dan kirab gunungan di bukit Sidoguro. Pada hari-hari tersebut, akan ada banyak masyarakat Klaten dan dari luar kota yang datang untuk mengunjungi bukit ini.
Penemuan Mayat dan Mitos di Rowo Jombor
Rowo Jombor juga memiliki cerita mistis dan cerita rakyat yang menarik. Suatu waktu, terdapat berita tentang penemuan mayat di daerah rawa ini. Cerita ini kemudian dikaitkan dengan keberadaan ular di dalam rawa dan terbentuklah mitos yang diyakini oleh masyarakat setempat. Meskipun demikian, Rowo Jombor tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, baik untuk menikmati keindahan alamnya maupun untuk menelusuri sejarahnya yang unik.